Berwisata edukasi dengan mengunjungi museum merupakan kegiatan yang menarik untuk dilakukan. Selain untuk mengisi waktu luang, pengunjung juga dapat menambah wawasan tentang apa yang terjadi di masa lalu, seperti di Museum Mandala Wangsit Siliwangi.
Dikutip dari laman resmi Kemdikbud, Museum Mandala Wangsit merupakan museum khusus yang diresmikan pada tanggal 23 Mei 1996 oleh Panglima Divisi Siliwangi, yakni Kolonel Ibrahim Adjie. Nama Mandala Wangsit sendiri diartikan sebagai tempat untuk menyimpan amanat dan nasihat. Lalu untuk nama Siliwangi merupakan nama Kodam TNI-AD di Jawa Barat dan Banten yang diambil dari nama Raja Kerajaan Sunda.
Museum ini menjadi institusi sejarah yang berperan penting dalam melestarikan warisan dari divisi Siliwangi. Sekaligus mengedukasi masyarakat tentang kontribusi dan pengorbanan TNI dalam mempertahankan Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruangan dalam museum dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan kejadian-kejadian yang ada di masa lampau. Seperti ruangan koleksi penumpasan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Operasi Seroja Timor Timur, Pemberontakan DI/TII, Palagan Bandung, dan peristiwa lainnya yang terjadi di masa pergerakan Indonesia.
Sejumlah koleksi senjata tajam yang pernah digunakan di masa pergerakan seperti Kujang Pajajaran, keris, golok, pedang, bambu runcing, panah juga tersusun rapih di dalam etalase. Di setiap ruangan juga memajang diorama dan lukisan realis yang menggambarkan kondisi pada saat itu.
Selain itu juga ada koleksi uang kertas dan koin di era kolonial, kumpulan foto kekejaman DI/TII, foto penumpasan PKI Muso oleh pasukan Siliwangi, dan bendera merah putih yang pertama kali dikibarkan di Alun-alun Bandung juga bisa dilihat di museum ini.
Tidak hanya menyimpan koleksi artefak bersejarah, tempat ini juga memiliki ruangan khusus yang didedikasikan untuk para prajurit. Contohnya seperti ruang akademi militer yang menjelaskan tentang perkembangan militer di Indonesia dari tahun 1945 hingga saat ini.
Pinkan Hana, salah satu pengunjung mengatakan jika segala informasi yang terdapat dalam gedung cukup lengkap dan dapat membantunya untuk melakukan penelitian mengenai masa penjajahan.
"Karena tujuanku ke sini buat riset aku ngerasa informasi di dalam itu lengkap, ada banyak hal dan cerita-cerita yang sebelumnya aku gak tahu. Kebetulan apa yang aku cari bisa aku dapetin di sini dan bisa aku gali lebih dalem lagi," ujar Pinkan.
"Ada diorama sama lukisan juga yang bisa ngebantu aku buat ngebayangin apa yang terjadi di masa lalu," lanjutnya
Museum Mandala Wangsit Siliwangi berlokasi di Jl. Lembong, Braga, Kota Bandung. Buka setiap hari pukul 08.00-14.00, kecuali untuk hari Jum'at tutup pukul 11.00 WIB. Untuk masuk museum ini tidak ada biaya tiket masuk, namun pengunjung dapat memberi biaya secara sukarela sebagai bentuk menjaga kelestarian museum.
(mso/mso)