Upaya Benahi Macet di Area Kuliner Malam Lengkong Belum Berbuah Hasil

Upaya Benahi Macet di Area Kuliner Malam Lengkong Belum Berbuah Hasil

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Minggu, 09 Jun 2024 22:15 WIB
Kawasan Lengkong Culinary Night, Bandung.
Kawasan Lengkong Culinary Night, Bandung (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar).
Bandung -

Sejak Sabtu (8/6/2024) kemarin, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah menguji coba penataan kawasan kuliner Jalan Lengkong Kecil. Seperti diketahui, setiap malam area zona kuning PKL ini menjadi pusat kuliner yang dikenal dengan nama 'Lengkong Kecil Culinary Night'.

Dalam uji cobanya, setiap akhir pekan dan hari libur nasional pukul 18.00-23.59 WIB, beragam hal dibenahi salah satunya, yakni rekayasa jalan. Mulanya, kendaraan direncanakan hanya satu arah, dari Jalan Lengkong Besar menuju Jalan Karapitan.

Lalu, posisi tenda PKL yang biasanya menghadap ke jalan, akan diputar dan menghadap ke trotoar. Sementara itu trotoar di sepanjang Jalan Lengkong Kecil, dipergunakan sebagai area pedestrian atau tempat berjalan kaki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turut dipasang traffic cone sebagai pembatas jalan dengan tenda PKL. Traffic cone dan pembatas dengan tali tersebut menandakan bahwa pengunjung Lengkong Culinary Night tidak diperbolehkan membeli makanan atau minuman dari kendaraan.

Namun pantauan detikJabar pada Minggu (9/6/2024) malam, eksekusi penataan ini tak berjalan mulus. Nyatanya, jalanan Lengkong masih macet. Para pejalan kaki masih memilih melintas di luar trotoar. Padahal, trotoar sudah dibuat lengang dan dalam kondisi bersih.

ADVERTISEMENT

Tak sedikit juga ditemukan pelanggan yang membeli jajanan tapi tidak turun dari kendaraan. Namun satu hal yang terlihat jelas selain adanya upaya pembersihan trotoar, ialah tidak adanya pengamen yang biasa menjamur kala pusat kuliner malam Lengkong digelar

"Tetep macet dan banyak pejalan kaki di jalan sih tadi kalau dari sana (arah Jalan Dalem Kaum). Masih sama, cuma emang warungnya ini agak beda penampilannya, sama iya sih daritadi belum nemu pengamen," kata Fiska, salah satu pembeli saat ditemui.

Ia terlihat tak berjalan di trotoar. Dia mengaku, baru tahu dengan adanya imbauan tersebut. "Baru tahu karena biasanya di jalan gini sih jalannya, terus trotoarnya jadi tempat parkir dan makan kan. Ini barusan jajan itu juga kayak biasa sih dari jalan," akunya.

Dilihat detikJabar, terdapat beberapa faktor yang bisa jadi penyebab warga setempat belum mengikuti uji coba penataan tersebut. Selain sosialisasi yang belum masif, tengah trotoar pun ada tiang listrik dan pohon yang menghalangi. Tak jarang juga, trotoar jadi tempat parkir kendaraan roda dua dan empat.

Sementara itu dihubungi detikJabar, Kepala Bidang Usaha Non Formal Diskop UKM Kota Bandung, Evy Oktaviyanti menjelaskan, bahwa kantung parkir disediakan di 100 meter setelah persimpangan Jalan Lengkong Besar-Lengkong Kecil dan 100 meter setelah persimpangan Jalan Karapitan-Jalan Lengkong Kecil.

"Area tersebut dioptimalkan sebagai kantong parkir. Jadi jelas aturannya. Tidak boleh ada drive thru, tidak boleh membeli makanan/minuman dari atas kendaraan. Set area pedagang pun tidak boleh menghadap ke jalan, tetapi menghadap ke trotoar," ujar Evy.

Sementara itu sejumlah lahan parkir seperti di SMA Negeri 7 Bandung, atau lokasi resto yang memiliki lahan parkir lebih luas akan diperuntukkan bagi parkir roda empat. "Untuk parkir bus tidak diperkenankan di sepanjang Jalan Lengkong Kecil. Kami siapkan area drop off di dekat Atmosphere Cafe (Jalan Lengkong Besar)," ujarnya.

Tapi, Evy mengaku paham bahwa sejauh ini masih banyak evaluasi yang perlu dilakukan. Ia menyebut sejumlah teknis pelaksanaan masih dalam tahap penyempurnaan yang harapannya dapat diberlakukan setiap hari.

"Jadi ini bakal berlaku seterusnya, untuk weekend meski mereka berjualan dari Senin sampai weekend. Saat ini masih pembiasaan, penataan untuk ketertiban, kita pembiasaan dulu ke pedagang dan pembeli, biar pembelinya di trotoar gitu," kata Evy.

"Evaluasinya kalau pembeli ini masih ragu-ragu ke trotoar, jadi masih di bahu jalan. Kemudian juga secara infrastruktur di trotoar ada hal-hal yang menghalangi juga ini pasti kami perhatikan. Kemudian kalau pedagang sebetulnya mereka siap nurut, cuma masih belum berani memberikan ketegasan ke teman-teman warga masyarakat yang membeli untuk transaksi di trotoar. Jadi kita harus memang membiasakan dulu, belum 100% tapi ini upaya progres, butuh kerjasama," harapnya.




(aau/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads