Mata air Cigempol yang terletak di Dusun Jemo, Desa Nagrak, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang, rupanya menyimpan mitos. Mitos itu hingga saat ini masih dipercaya oleh warga sekitar.
Disampaikan oleh Sekretaris Desa Nagrak Hendra Juanda, tidak sedikit warga sekitar serta warga luar sering mendatangi mata air Cigempol hanya untuk mandi pada malam hari.
"Pada malam tertentu banyak yang mandi di lokasi ini, warga sekitar tidak pernah mengetahui kalau ada orang luar yang suka mandi di situ," ujar Hendra saat berbincang bersama detikJabar belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hendra, dari laporan yang ada, warga datang hanya sekadar mandi di mata air Cigempol rata-rata pada malam Jumat Kliwon. Namun, ia memastikan bahwa yang melakukan hal tersebut bukan hanya warga sekitar saja melainkan terdapat warga dari luar Desa Nagrak hingga luar Sumedang.
"Soalnya pasti mereka mandinya kayak tengah malam jadi tidak diketahui oleh warga sekitar. Mereka datangnya pasti setiap malam Jumat Kliwon," katanya.
"Kadang emang pernah juga warga jauh datang terus datang bawa galon besar atau botol minuman buat ngambil air yang banyak," sambungnya.
Terkait dengan mitos itu, Hendra sendiri pun ikut merasakannya. Ia mengaku terdapat perbedaan yang dirasakan jika mencuci wajah di rumah sendiri dengan di mata air Cigempol tersebut.
"Awet muda, efek udah mandi kayak lebih segar sama berbeda aja kalau mandi di rumah. Saya juga memang merasakan hal sama cuci muka di rumah atau cuci muka di sini beda aja," pungkasnya.
Seperti diketahui, keberadaan mata air Cigempol, Buah Dua, Sumedang ini sudah ada sejak ratusan tahun. Terdapat beberapa manfaat seperti membantu warga saat wilayahnya dilanda musim kemarau hingga dapat membantu mengaliri air ke area persawahan warga.
(mso/mso)