Pemandangan hamparan persawahan yang ada di kaki Gunung Ciremai sangat indah sekali. Sawah yang mulai menguning itu, tidak lama lagi akan segera di panen.
Di tengah-tengah hamparan persawahan indah itu, terdapat jalan beraspal yang membentang sekitar 1 Km dan digunakan sebagai jalan pertanian desa.
Jalan dan lahan persawahan itu dibatasi oleh saluran irigasi yang memiliki lebar sekitar 1,5 meter dan aliran airnya digunakan sebagai sumber pengairan utama lahan pertanian di wilayah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya digunakan sebagai sumber perairan pertanian warga. Aliran air itu juga kerap di gunakan anak-anak untuk bermain seluncuran air dengan menggunakan ban dalam mobil bekas.
Anak-anak itu nampak senang bermain air di saluran air tersebut dan anak-anak itu tidak perlu khawatir bermain di aliran air tersebut karena airnya bersih dan berasal dari aliran sungai yang belum tercemar limbah.
Selain itu, disepanjang jalan itu terdapat sekitar 21 gazebo yang dapat digunakan untuk beristirahat atau untuk sekedar bersantai dan menyantap bekal makanan atau yang bisa disebut warga Sunda 'botram'.
Lahan persawahan itu bukan lahan persawahan biasa, melainkan sebuah desa wisata yang menyuguhkan pemandangan alami desa dan mendapat sedikit sentuhan agar warga yang datang ke lokasi tersebut nyaman.
Desa wisata ini dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Cikaso dan dinamai Desa Wisata Sawah Lope, Lope di sini memiliki arti Lokasi persawahan, dinamai Lokasi persawahan karena lahan persawahan yang menjadi daya tarik di desa wisata ini.
Desa wisata yang ada di Jalan Sudi Mampir, Dusun Manis, Desa Cikaso, Kecamatan Keramatmulya, Kabupaten Kuningan ini menjadi bukti jika dana Bumdes dikelola dengan baik maka akan menghasilkan produk yang memiliki nilai jual tinggi dan menjadi pemasukan desa yang pada akhirnya pemasukan untuk desa itu dapat membantu pembangunan desa di luar bantuan dana desa.
Disamping pengelolaan Bumdes Desa Cikaso yang dinilai baik karena memiliki banyak unit usaha dan Desa Wisata Sawah Lope ini menjadi salah satu bagiannya sehingga berhasil menjadi Juara 2 Desa BRILian dari Bank BRI di tingkat nasional dan mendapatkan hadiah uang pembinaan Rp 750 juta.
COVID-19 Bukan Mimpi Buruk
![]() |
Desa Wisata Sawah Lope berdiri tiga tahun yang lalu atau bisa disebut sebagai produk COVID-19. Walau dijuluki demikian, siapa sangka desa wisata ini memberikan dampak positif bagi perekonomian desa.
detikJabar berkesempatan mengunjungi desa wisata ini dan berjumlah dengan Kepala Desa Cikaso atau Kuwu Cikas Hidayat Nur. Pria yang memiliki gelar Sarjana Ekonomi itu mengisahakan jika dia tak pernah menyangka bisa menyulap lahan persawahan di desanya menjadi obyek wisata yang kini sedang tanding di Kabupaten Kuningan.
"Latar belakang dulu berawal dari pengalaman pahit, kita diterpa COVID-19, kita jadi salah satu desa terdampak terparah di Kabupaten Kuningan. Ada 11 orang positif dan meninggal 1 orang, desa kita di lockdown, jalan ini sebelum dipakai wisata seperti ini digunakan untuk berjemur," kata Hidayat, Sabtu, 20 April 2024.
Hidayat mengisahkan, karena COVID-19 kebiasaan masyarakat dalam menjaga kesehatan pun berubah karena mereka tidak ingin terpapar virus ini. Penanganan kesehatan juga dilakukan pemerintah dan akhirnya Desa Cikaso dinyatakan nihil kasus COVID-19.
"Bebas COVID-19, jalan ini ramai, pedagang banyak sekali, sampai beberapa lapak, tiap sore ramai sekali. Saya selaku kepala desa berpikir ini kalau disentuh luar biasa (potensinya), sehingga langkah saya bentuk Pokdarwis (kelompok sadar wisata) yang ngurusnya adalah Pokdarwis dan saya adalah pengagas," ungkapnya.
Menurut Hidayat, tidak lama dari itu Pokdarwis berkumpul, melakukan rapat dan seusai rapat disimpulkan jika Pokdarwis yang ada di bawah Bumdes Cikaso akan membuat wisata, dengan catatan berbasis pemberdayaan masyarakat dan tidak ada investasi dari swasta.
"Dibangun secara gotongroyong, semua berasal dari masyarakat, urunan, patungan, buat gazebo termasuk saya ikut juga patungan. Alhamdullilah seiring berjalan waktu, Sawah Lope tidak pernah sepi, terus kita kembangkan dari 5 gazebo nambah sampai 21 gazebo," terang Hidayat.
Bahkan untuk mengembangkan desa wisata ini, pihaknya memberikan suntikan dana desa untuk memperlengkap fasilitas desa wisata ini. "Saya hanya mengurus alokasi anggaran, setiap tahun saya alokasikan Rp 100 juta," tambahnya.
Suguhkan Pemandangan Sawah yang Indah
![]() |
Hidayat menyebut, desa wisata ini dibangun secara bertahap. Dari mulai akses jalan hingga fasilitas wisata. Meski fasilitas dilengkapi, pemandangan yang dijual di desa wisata ini tetap pemandangan lahan persawahan.
"Deaa wisata ini berdiri di lahan tidak produktif seluas 2 hektare. Menyuguhkan keindahan persawahan, karena destinasi kita persawahan dan tidak ada perubahan dan aktivitas petani tetap berjalan," ujarnya.
Selain itu, meski memiliki resto sendiri, Hidayat menyebut jika pihaknya tetap memberdayakan masyarakat khususnya para pedagang dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berjualan di kawasan desa wisata tersebut.
"Pedagang kami berdayakan, kami pekerjakan puluhan orang di seluruh sektor Bumdes, kebersihan juga kita kerjasamakan dengan masyarakat," tuturnya.
Seperti diketahui, bagi Anda yang ingin berkunjung ke Desa Wisata Sawah Lope harga tiket per orang Rp 10 ribu, gazebo yang dapat menampung enam orang pengunjung gratis dan untuk gazebo berukuran besar dapat disewa seharga Rp 25 ribu.
Menurut Hidayat, setiap tahunya pengurus desa wisata harus menyetor penghasilan sekitar 25 juta ke Bumdes dan nantinya oleh desa dana itu bisa digunakan untuk pembangunan seperti perbaikan jalan desa atau sesuai kebutuhan lainnya.
"Tahun lalu penghasilan untuk desa Rp 50 juta dari berbagai sektor, bukan desa wisata saja," ujar Hidayat.
Perjalanan Jadi Juara 2 Desa BRILian
![]() |
Desa Cikaso berhasil menyabet Juara 2 Nugraha Karya Desa BRILian pada tahun 2023 yang diselenggarakan Bank BRI. Hal tersebut menjadi momentum bersejarah dan kebanggaan bagi warga Cikaso, pasalnya desa yang ada di kaki Gunung Ciremai itu bisa mendapatkan penghargaan bergengsi dari perusahaan perbankan milik negara.
Hidayat menjelaskan, untuk penghargaan Desa BRILian bukan desa wisata saja, ada sembilan aspek seperti inovasi, inspirasi desa, inklusi keuangan, digitalisasi desa danlainnya.
"Bumdes kita ada sembilan unit usaha, di antaranya pertanian, peternakan, ketahanan pangan, penggilingan padi, pupuk cair, penyewaan toko, pusat benih, pabrik bawang danlainnya," ujar Hidayat.
Hidayat mengakui kehadiran BRI memberikan banyak perubahan bagi Desa Cikaso. BRI juga support inklusi keuangan ada BRILink dan QRIS di tiket masuk. Kemudian pembinaan usaha, dapat tiga klaster usaha di bawah Bumdes Cikaso dapatkan bantuan CSR.
"Masing-masing Rp 25 juta, sangat membantu sekali. Harus terus jalin kolaborasi dengan BRI," ujarnya.
Dilirik Pejabat BRI Bandung
Apalagi setelah Desa Cikaso berhasil menyabet Juara 2 Nugraha Karya Desa BRILian, pejabat BRI salah satunya Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi pernah mengunjungi Desa Wisata Sawah Lope dan memberikan aspresiasi langsung kepada jajaran Desa Cikaso dan Bumdes Desa Cikaso yang dapat mengelola Bumdes dengan baik hingga penghargaan itu diberikan.
Menurut Hidayat, mengapa kerjasama dengan BRI harus terus dilakukan karena masih banyak yang harus dibangun khususnya di desa wisata. Menurutnya, jika menunggu dana desa prosesnya akan lama.
"Kita kembangkan sesuai DED, ini baru embrio, kalau ada dana kita mau bikin jembatan di atas sawah atau kaya persimpangan di atas sawah. Masih banyak yang bisa kita kembangan," terang Hidayat.
"Kita juga ingin membuat vila dan homstay, biar lengkap fasilitasnya," tambah Hidayat.
Jika sudah ada dananya, dia ingin membuat homestay yang berdiri di atas lahan persawahan dengan pemandangan yang menghadap ke Gunung Ciremai.
"Iya ingin, biar para wisatawan nyaman saat berwisata kesini, jadi mereka bisa merasakan semua suasana dari pagi, siang, sore dan malam seperti apa keindahan tempat ini," tuturnya.
Kunci Sukses Desa Wisata Sawah Lope
![]() |
Kepada detikJabar, Hidayat juga membagikan kiat sukses membangun desa wisata yang sudah dibangunnya selama tiga tahun hingga dilirik Bank BRI.
"Pertama ada kemauan, semua ini terwujud berkat kemauan bersama. Walaupun destinasi hanya pemandangan sawah kalau tidak ada kemauan tidak akan seperti ini. Destinasi kita cuman sawah tapi kita punya keinginan," kata Hidayat.
Meski kunjungan warga luar kota tak sebanyak pengunjung lokal asal Kuningan dan Cirebon, Hidayat menyebut pengunjung Desa Wisata Sawah Lope pernah dikunjungi wisatawan mancanegara, dari Jabodetabek hingga dari Jawa Tengah.
"Dua harus optimis, harus besar hati, insyaalah jadi. Ketiga, studi banding ke desa yang sudah maju, saya pernah ke Jogja ke desa lainnya," ucapnya.
Kiat keempat, yakni tekun tanpa mengharapkan bantuan dari pemerintah. "Kita harus terus istiqomah karan proses tidak akan mengkhianati hasil," ujarnya.
Wahana Lengkap Berkat BRI
![]() |
Salah satu pengelola Desa Wisata Sawah Lope Oong mengatakan, uang pembinaan Rp 750 juta dari BRI dikelola oleh Bumdes. Uang itu digunakan untuk pengembangan sektor usaha yang ada di bawah Bumdes Cikaso, salah satunya di sektor desa wisata.
"Kita gunakan untuk bangun saung panjang ukuran 12x3 meter, kolam sepeda air dan bikin penampungan air buat disalurkan ke Kolam Renang Cimalati. Kolam renang masih di bawah Bumdes, ada kolam renang airnya susah, jadi kita buat penampungannya untuk disalurkan ke sana," ujarnya.
Sebelum ditambah wahana itu, di desa wisata ini sudah ada kolam anak, kolam ikan terapy dan beberapa gazebo berukuran besar di luar 21 gazebo yang ad disepanjang jalan di desa wisata ini.
Oong menyebut, untuk pengurus inti desa wisata ada tujuh orang, tujuh orang ini termasuk dirinya dan mendapatkan bayaran dengan nilai UMK Kabupaten Kuningan.
"Untuk gaji alhamdulillah, UMK Kuningan saja," ujar Oong.
Oong menambahkan, 25 persen penghasilan dari desa wisata dalam satu tahun distorsi kembali ke Bumdes dan nantinya bisa digunakan untuk melakukan pembangunan desa.
"Tahun 2023, satu tahun Rp 23 juta untuk desa. Pokoknya 25 persen dari profit, kita stor 25 persen ke Bumdes," ujar Oong.
Ratusan Desa BRILian Diharapkan Tingkatan Kesejahteraan Masyarakat
![]() |
Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan, saat ini di BRI Regional Office Bandung ada 415 Desa BRILian binaan. Kehadiran Desa BRILian itu diharapkan bisa memberi dampak positif salah satunya kesejahteraan masyarakat.
"Program Desa BRILian yaitu program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa, melalui praktik kepemimpinan desa yang unggul," ujarnya.
Program Desa BRILian merupakan program pemberdayaan desa yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis SDGs.
Desa-desa yang tergabung dalam program Desa BRILian diharapkan menjadi sumber inspirasi kemajuan desa yang dapat direplikasi ke desa-desa lainnya.
Desa BRILian memiliki empat kriteria, pertama memiliki Bumdes aktif sebagai penggerak ekonomi desa salah satunya dalam memanfaatkan dana desa untuk kegiatan produktif dan kedua digitalisasi yang terimplementasi di desa, termaksuk pemanfaatan produk-produk digital BRI.
Kriteria ketiga yakni, Desa tangguh yang mampu secara berkesinambungan meningkatkan kesejateraan masyarakat dengan sektor unggulan desanya dan keempat desa yang kreatif dan inovatif dalam memecahkan setiap permasalahan kemasyarakatan dan masalah sosial di desanya.
Selain itu, di setiap Desa BRILian memiliki Pojok Mantri Desa, begitupun di Desa BRILian Sukalaksana. Saat ini BRI Regional Office Bandung memiliki 4.890 Pojok Mantri Desa.
"Pojok Mantri Desa, di mana Mantri selaku tenaga pemasar BRI memiliki posko di kantor Desa/Kelurahan bertujuan untuk memberikan akses lebih mudah kepada masyarakat untuk dapat diberikan inklusi dan literasi keuangan, dan kebutuhan permodalan," tuturnya.
Tak hanya itu, Sadmiadi menyebutkan jika dana CSR miliaran rupiah digulirkan BRI untuk membantu UMKM dan mayarakat. "Pemberdayaan kepada UMKM dan masyarakat melalui CSR yang telah disalurkan sebesar Rp 33,4 miliar dari 2020-2023," pungkasnya.
(wip/yum)