Perjalanan Melintasi Sejarah Pantai Batuhiu Pangandaran Dulu dan Kini

Perjalanan Melintasi Sejarah Pantai Batuhiu Pangandaran Dulu dan Kini

Aldi Nur Fadilah - detikJabar
Senin, 25 Mar 2024 08:30 WIB
Pantai Batuhiu Pangandaran
Pantai Batuhiu Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Pantai di Pangandaran, Jawa Barat, cukup terkenal dengan panorama dan keindahannya termasuk dengan catatan sejarah yang melekat di dalamnya.

Kabupaten Pangandaran dan wisata baharinya sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda hingga Jepang. Potret kondisi pantai di wilayah Pangandaran pun terabadikan di arsip-arsip milik Belanda.

Dilihat detikJabar pada buku Pangandaran dari Masa ke Masa karya Prof. Dr Nina Herlina Lubis pada Senin (18/3/2024). Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Pangandaran sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata pantai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada masa itu, setidak-tidaknya terdapat dua objek wisata bahari favorit di wilayah Pangandaran, yaitu Maurits Bay (sekarang Pantai Barat Pangandaran) dan kawasan Batoe Lajer atau dikenal dengan sebutan Batuhiu.

Pengunjung kedua objek wisata tersebut waktu itu tidak hanya berasal dari kalangan bangsa Belanda, tetapi banyak juga berasal dari kalangan pribumi. Setiap hari besar keagamaan, misalnya lebaran, banyak kalangan pribumi berwisata ke Pangandaran.

ADVERTISEMENT

Selain sebagai salah satu pusat wisata bahari, pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, Pangandaran terkenal sebagai salah satu wilayah penghasil kopra.

Pada halaman 71 terdapat sebuah foto lawas yang memperlihatkan kondisi pantai Batuhiu tahun 1918 dan 1928.

Foto Repro Pantai Batuhiu dari Buku Pangandaran dari Masa ke Masa karya Prof. Drm Nina Herlina LubisFoto Repro Pantai Batuhiu dari Buku Pangandaran dari Masa ke Masa karya Prof. Drm Nina Herlina Lubis Foto: Istimewa/ Buku Pangandaran dari Masa ke Masa karya Prof. Dr Nina Herlina Lubis

Dalam foto nomor 28 bertuliskan Pantai Batuhiu Tahun 1929 tertulis: Panorama van de rots-formatie 'Batoe-Lajer' Pangandaran, 1929. Collectiedatabase van Stichting National Museum van Wereldculturen. Inventarisnummer: TM-30005183. Amsterdam: Tropenmuseum Royal Instituut.

Pada halaman 70 terdapat foto nomor 27 bertuliskan Panorama di Kawasan Pantai Batuhiu Tahun 1918.

Foto Repro Pantai Batuhiu dari Buku Pangandaran dari Masa ke Masa karya Prof. Drm Nina Herlina LubisFoto Repro Pantai Batuhiu dari Buku Pangandaran dari Masa ke Masa karya Prof. Drm Nina Herlina Lubis Foto: Istimewa/ Buku Pangandaran dari Masa ke Masa karya Prof. Dr Nina Herlina Lubis

Sumber foto tersebut Kustlandschap nabij Pangandaran aan dr zuidkust van West-Java, 1928. Collectiedatabase van Stiching National Museum van Wereldulturen. Inventarisummer: TM-60010780. Amsterdam: Tropenmuseum Royal Institute.

Kondisi Pantai Batuhiu Saat Ini

Pantai Batuhiu ini terletak 22 KM dari bundaran Ikan Marlin yang berdekatan dengan kawasan wisata Pantai Pangandaran. Dari pantai Pangandaran, Batuhiu bisa ditempuh dengan durasi perjalanan 35 menit lewat jalur darat.

Namun, saat ini perjalanannya bisa dipersingkat hanya 10 menit dari Pantai Barat Pangandaran melalui jalur lintas pantai.

Pengunjung bisa datang ke sana dengan menumpang angkutan umum dari Terminal Pangandaran, kemudian berbelok ke sebelah kiri di Jalan Raya Cijulang yang ditandai dengan gapura Batu Hiu yang ikonik.

Gapura tersebut berbentuk patung hiu berukuran raksasa. Wisatawan masuk melalui mulut patung hiu untuk menuju ke atas karang Tanah Lot Jabar.

Spot Baru Pantai Batu Hiu PangandaranSpot Baru Pantai Batu Hiu Pangandaran Foto: Faizal Amiruddin/detikTravel

Tokoh Masyarakat dan Budaya Pangandaran, Isa (48) mengatakan, penamaan Batuhiu memang berasal dari karang yang menyerupai ikan hiu. Tetapi, karena proses abrasi batu karang itu tak nampak lagi.

"Cuman kata cerita masyarakat sekitar abrasi yang terjadi bukan puluhan tahun, melainkan sudah ratusan tahun," kata Isa kepada detikJabar, belum lama ini.

Selain itu, di area atas pantai Batuhiu terdapat situs makam keramat yang ada kaitannya dengan cerita pasukan buangan kerajaan Mataram, yang dinamakan Ki Braja Lintang di bawah pimpinan Aki Gede Nini Gede.

Menurutnya, penamaan Batuhiu itu tidak ada penanggalan pasti, namun seiring berjalannya waktu memang saat itu digaungkan sebagai pantai yang memiliki batu mirip ikan Hiu.

"Jadi sebetulnya banyak versinya, cuman yang digaungkan warga itu yang ramai hingga saat ini terdapat ikon pintu masuk mulut Hiu," ucapnya.

Kondisi Pantai Batuhiu saat ini, batuan karang dulunya menyerupai Ikan Hiu mulai terkikis bahkan nyaris tidak terlihat karena abrasi di wilayah tersebut. Sehingga, kondisinya saat ini hanya terlihat bukit Batuhiu yang menjorok ke pantai.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads