Saat Florence yang Cantik Disebut 'Kota Pelacur'

Kabar Internasional

Saat Florence yang Cantik Disebut 'Kota Pelacur'

Tim detikTravel - detikJabar
Kamis, 01 Feb 2024 05:00 WIB
Ilustrasi Kota Florence
Kota Florence (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Seorang sejarawan bikin gaduh. Dia tiba-tiba saja menyebut bila kota Florence sebagai kota pelacur.

Sebutan itu diucapkan oleh Cecilie Hollberg. Dia merupakan sejarawan yang sekaligus menjabat sebagai direktur Galleria dell'Accademia sejak tahun 2015.

Florence merupakan kota di Italia yang terkenal dengan kecantikannya. Bahkan, kota ini memiliki Situs Warisan Dunia UNESCO seperti museum, gereja, bangunan bersejarah dan karya seni.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun tiba-tiba, Cecilie mengungkapkan hal yang mengejutkan. Dilansir dari detikTravel yang mengutip CNN, Cecilie menyebut bila Florence merupakan kota pelacur di dalam suatu kesempatan.

"Ketika sebuah kota menjadi pelacur, sulit bagi kota itu untuk menjadi perawan lagi," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Ucapan itu didasari lantaran kondisi kota Florence yang berubah. Dia beranggapan bila tak ada lagi toko-toko biasa, melainkan hanya barang-barang khusus wisatawan yang membawa gadget dan toko oleh-oleh.

Pernyataan Cecilie tentunya menuai kontroversi. Dia dikecam politisi hingga warga setempat. Bahkan sejarawan itu diminta untuk meminta maaf oleh Walikota Florence Dario Nardella.

"Pariwisata adalah sumber daya, harus dikelola tapi tidak ada satu masalah pun yang tidak diperjuangkan oleh pemerintahan, mulai dari perlindungan pusat bersejarah dan peraturan UNESCO hingga perlindungan produk khas, penghentian kegiatan tertentu dan terakhir dengan aturan yang menghentikan persewaan jangka pendek," kata Nardella.

Wakil Wali Kota Florence, Alessia Bettini ikut buka suara. Dia menilai apa yang diucapkan sejarawan tersebut merupakan pelanggaran paling serius.

"Menurutnya orang Florentine adalah anak-anak pelacur dan turis adalah klien pelacur? Hollberg menyinggung sejarah Florence, tempat ia berkerja dan pekerjaan ribuan orang Florentine," katanya.

Banyaknya kecaman membuat Cecilie menyadari kesalahannya. Dia pun menarik kembali pernyataannya. Menurutnya, ucapannya itu tak bermaksud menyinggung.

"Maaf saya menggunakan kata-kata yang salah. Yang ingin saya katakan adalah Florence harus menjadi saksi pariwisata yang lebih sadar, bukan tabrak lari. Dengan akademi, misalnya, kami telah mencoba meningkatkan setiap bagian yang luar biasa darinya," ucap Hollberg.

Artikel ini sudah tayang di detikTravel, baca selengkapnya di sini




(dir/dir)


Hide Ads