Kondisi di Meksiko saat ini kian memanas. Kartel-kartel narkoba yang berulah, kini mulai menguasai situs-situs peninggalan suku Maya.
Dilansir dari detikTravel yang mengutip New York Times menyebut para kartel narkoba sudah mulai masuk ke reruntuhan Maya Kuno. Imbasnya, banyak situs Maya yang tidak dapat diakses. Dua di antaranya yakni situs Yaxchilan dan Tonina.
Di situs Yaxchilan misalnya, kartel narkoba beringas. Wisatawan yang datang ke situs itu mengalami kekerasan. Sementara di Tonina, warga sekitar mengalami sengketa kepemilikan tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini tentu berpengaruh pada pariwisatanya. Bahkan dikabarkan sektor pariwisata di Meksiko anjlok akibat ulah kartel tersebut. Padahal, pariwisata merupakan sumber ekonomi penduduk sekitar.
Salah seorang pemandu wisata mengungkap situasi mencekam di reruntuhan maya. Dia menyebut ada orang-orang bersenjata sering berbaris menuju Bonampak, situs Maya yang identik dengan muralnya.
Selain tempat-tempat tersebut, ada tempat wisata lainnya yang juga ikut diganggu para kartel narkoba salah satunya Lagartero. Anggota kartel bahkan membawa senjata dan berada di pos pemeriksaan. Bahkan mereka mengecek wisatawan yang masuk.
Lebih parahnya lagi, identitas dan ponsel akan diperiksa. Hal ini yang membuat wisatawan risih.
"Mereka meminta identitas Anda, untuk mengetahui apakah Anda penduduk setempat," kata pemandu itu.
"Mereka ingin tahu apakah Anda anggota geng kartel lainnya. Pada waktu tertentu dapat muncul saingan dan baku tembak," kata dia menambahkan.
Namun, hal itu dibantah oleh Pemerintah Meksiko. Mereka menyebut bila kabar itu hoax. Situs arkeologi aman dan tak ada wisatawan yang dirugikan.
"Adalah salah, bias dan tidak bertanggung jawab untuk mengatakan bahwa situs-situs arkeologi ini berada dalam bahaya dari penyelundupan narkoba," kata Institut Antropologi dan Sejarah Nasional.
Sementara situs Maya yang paling terkenal yakni di Chiapas, komplek kuil Palenque aman bagi wisatawan.
Namun demikian, kabar sudah kadung tersebar. Sekitar 5 persen pemesanan perjalanan dibatalkan.
"Ada komunitas yang menjual kerajinan tangan, menyediakan tempat menginap, wisata perahu dan perajin. Ini sangat mempengaruhi perekonomian," ujar salah satu pemandu lokal.
Artikel ini sudah tayang di detikTravel, baca selengkapnya di sini
(dir/dir)