Pantauan detikJabar, Sabtu (2/12/2023) kini masjid yang menjadi ikon baru Kota Bandung ini sudah dikelilingi pagar besi. Hal itu dilakukan agar pintu masuk dan keluar pengunjung lebih teratur.
Berbeda dengan diawali pendirian, pengunjung dapat masuk di mana saja dan keluar ke mana saja, karena kawasan Masjid belum dikelilingi pagar.
Selain itu, masjid berkapasitas 30 ribu orang ini sudah dikelilingi pepohonan rindang, hamparan tanaman dan dilengkapi kursi taman yang dapat memanjakan pengunjung yang datang ke kawasan masjid ini.
Tak hanya itu, akses masuk menuju Masjid Al Jabbar juga menjadi banyak, antara lain melalui Jalan Cimincrang via Jalan Soekarno-Hatta, akses belakang masjid via Jalan Gedebage, akses dari Summarecon dan Exit Tol 149, akses Cileunyi via Jalan Cimekar, hingga Jalan Gedebage Selatan.
Untuk kendaraan roda dua dan roda empat kecil dapat diparkirkan ke dalam kawasan masjid, sementara itu untuk bus disediakan kantong parkir yang sudah ditandai dengan rambu-rambu bersimbol 'P' Khusus Bus.
Untuk para pedagang juga kini mulai tertata rapih dan terpusat di seberang masjid di lahan khusus pedagang. PKL menjadi permasalahan serius di kawasan Masjid Al Jabbar, sebelumnya pedagang asongan masuk ke kawasan masjid dan berjualan di pinggir jalan sehingga menimbulkan kemacetan, setelah ditata oleh pemerintah dan penjagaan dari personil Kodim Kota Bandung para pedagang pun berjualan dengan tertib.
Tak hanya itu, pagar juga dipasang disepanjang jalur yang berdekatan dengan jalur kereta api (KA). Pemasangan itu dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya pengunjung yang berjalan di pinggir rel KA dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
Penataan kawasan luar Masjid Al Jabbar diapresiasi salah satu pengunjung asal Depok, Rusdy Aryanto (34). Kedua kali datang ke masjid ini, Rusdy menilai ada perkembangan positif kawasan masjid ini.
"Ini yang kedua kali, sebelum ada pagar pengunjung tuh ga teratur, pas udah ada pagar pintu keluar masuknya jadi jelas," kata Rusdy kepada detikJabar.
Rusdy mengaku, dia datang ke masjid Al Jabbar untuk berwisata bersama keluarga dan rombongan warga di komplek perumahannya.
"Dua kali ke sini buat wisata, wisatanya sih di sekitar pusat Kota Bandung, tapi karena Masjid Al Jabbar masih hits, jadi nyempatin kesini," ujar Rusdy.
Rusdy menambahkan, akses jalan menuju Masjid Al Jabbar dari Jalan Gedebage masih harus dilakukan pelebaran, pasalnya jalan tersebut masih terlalu sempit untuk bus.
"Jalam harus ada pelebaran, pakai bus jalan sempit, ada hambatan dikit malah bikin macet pengendara lokal. Ada tol, tapi buat mobil kecil saja. Itu yang harus diperhatikan Pemprov Jabar," tambah Rusdy.
Pengunjung lainnya, Lala Inala (25) mengakui jika kawasan Masjid Al Jabbar yang kini jadi ikon baru Bandung dirasa lebih nyaman daripada pas awal-awal didirikan.
"Nyaman, pengelola terus melakukan penyempurnaan khususnya fasilitas publik," ujar Lala.
"Contohnya PKL, sekarang lebih tertata, enggak berantakan, sudah bagus," tambah Lala.
Dilengkapi Pemantau Keamanan Berbasis AI
Juwanda, Dewan Eksekutif Tim Akselerasi Pembangunan Provinsi Jawa Barat diera Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, Masjid Al-Jabbar adalah salah satu masjid ikonik yang dibangun Pemprov Jabar.
Masjid ini dibangun di era Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan diresmikan diera Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Masjid Al Jabbar berdiri dilahan 26 hektare dan dikelilingi kolam retensi, sehingga terlihat seperti masjid terpengaruh.
"Masjid Raya Al Jabbar akan tampak seperti mengapung di atas danau saat air kolam mencapai batas permukaan," kata Juwanda.
Juwanda menyebut, untuk memantau keamanan di kawasan masjid, pengelola sudah menggunakan teknologi pengawasan kawasan berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) yang diimplementasi dalam CCTV pun telah dipasang sejak 17 Maret 2023.
![]() |
"Teknologi ini memiliki fitur people counting dengan line interest & gender decision dan Analytic Face Recognition untuk pendeteksian orang yang dikenali atau tidak berdasarkan database dari sistem lain yang dilengkapi notifikasi ke petugas. Dengan menggunakan teknologi ini, pengelola Masjid Al Jabbar dapat mengetahui history trend pengunjung harian & jam, demografi pengunjung dan dapat melakukan pengendalian terhadap pengelolaan sumber daya lain seperti air, petugas kesehatan, petugas keamanan dan kebersihan," ungkap Juwanda.
"Informasi insight ini dapat masyarakat akses juga secara realtime melalui
dashboard publik Jawa Barat," tambahnya.
Selain, arsitektur ikonik dan kemewahannya yang merangkum seni dan budaya Jawa Barat, namun juga melalui penggunaan teknologi informasi yang cerdas. "Grand Design Teknologi Informasi ini merentang dari sistem manajemen dan pemantauan hingga layanan masyarakat dan integrasi dengan platform pemerintah lainnya," tuturnya.
Perjalanan Ridwan Kamil Desain-Resmikan Masjid Al Jabbar
Sebelumnya, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengisahkan, awal mula pembangunan masjid saat Ridwan Kamil masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung dan diminta oleh mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan untuk mendesainnya.
Masjid ini dibangun sekitar 5 tahun lamanya dan diresmikan Tanggal 30 Desember 2022. Pembangunan sempat terhenti karena terkendala Pandemi COVID-19.
"Kemudian berproseslah gagasan itu. Akhirnya, (pembangunan masjid raya) sebaiknya di selatan Kota Bandung, tanahnya leluasa. Sudah ada stadion, dekat dengan stasiun kereta cepat Tegalluar. Diputuskanlah lokasinya di sini," kata Ridwan Kamil saat peresmian, Jumat, 30 Desember 2022.
Karena Masjid Al Jabbar berdiri di wilayah berisiko banjir, maka kolam retensi dibangun untuk mengelilingi masjid tersebut.
"Ini masjid seolah-olah terapung. Jadi, Al Jabbar berada di danau buatan," ujar Kang Emil sapaan karibnya.
Kang Emil menyebut, insipirasi masjid ini adalah datang dari rumus matematika, di bawah ada 10 bentuk kurva, di atasnya lima, kemudian jadi empat, jadi dua dan atasnya satu.
"Kemudian, Al Jabbar ini adalah asmaulhusna, artinya Mahaperkasa, Mahajuara. Ketiga, nama Jabar adalah singkatan dari Jawa Barat," kata Kang Emil menambahkan.
Selain itu, Masjid Al Jabbar menggunakan teknologi ramah lingkungan dan memilik 27 pintu yang namanya diambil dari daerah di Jabar. (wip/sud)