Ini Penyebab Wisata Kampung Gajah Tutup Hingga Tinggal Kenangan

Ini Penyebab Wisata Kampung Gajah Tutup Hingga Tinggal Kenangan

ilham fikriansyah - detikJabar
Kamis, 26 Okt 2023 06:15 WIB
Suasana terkini Kampung Gajah di Bandung Barat.
Foto: Whisnu Pradana/detikJabar

Mendengar kata Kampung Gajah, hal yang terbayang di benak pikiran adalah tempat wisata populer yang terletak di Bandung. Dahulu, tempat wisata ini selalu ramai dikunjungi wisatawan, namun sekarang semua itu tinggal kenangan.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan Kampung Gajah kini tutup permanen. Lantas, apa penyebab runtuhnya masa kejayaan Wisata Kampung Gajah? Simak selengkapnya di sini.

Penyebab Kampung Gajah Tutup

Kampung Gajah merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di wilayah utara Bandung. Kampung Gajah beralamat di Jalan Sersan Bajuri, RT/RW 03/07, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Posisi Kampung Gajah begitu strategis, karena tepat di tepi jalan raya yang menjadi rute alternatif menuju kawasan wisata Lembang. Letaknya juga tak terlalu jauh dari Jalan Raya Setiabudi.

Berdiri sejak tahun 2009, Kampung Gajah langsung menjadi daya tarik wisatawan yang datang ke Bandung. Bahkan, nama Kampung Gajah sudah terkenal sampai ke mancanegara.

ADVERTISEMENT

Namun pada Mei 2018 lalu, Kampung Gajah dinyatakan resmi tidak beroperasi lagi. Destinasi wisata ini hanya bertahan selama 9 tahun, kemudian tutup dan tinggal kenangannya saja.

Menurut Asep Sundawa selaku penanggung jawab pengelola lahan wisata Kampung Gajah, ada sejumlah faktor yang menyebabkan Kampung Gajah tutup. Namun, disinyalir faktor utamanya karena munculnya objek wisata baru di sekitar Kampung Gajah.

"Bisa jadi dari sisi manajemen. Ada juga faktor munculnya wisata baru yang harga tiketnya lebih murah ketimbang Kampung Gajah. Jadi ketika pemasukan sudah tidak sebanding dengan pengeluaran, akhirnya kan manajemen tidak bisa lagi memenuhi biaya operasional. Nah itu yang akhirnya menyebabkan Kampung Gajah ini berhenti beroperasi," kata Asep kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Ketika masih beroperasi, Kampung Gajah berhasil memikat banyak wisatawan untuk datang ke sini. Apalagi jika sudah masuk musim liburan sekolah, jumlah pengunjungnya bisa membludak.

"Kampung Gajah saat pertama kali beroperasi booming sampai mancanegara dan hal itulah yang menyebabkan pengunjung berbondong-bondong tidak hanya dari Jawa Barat saja tapi se-Indonesia," ungkapnya.

Di sisi lain, harga tiket masuk (HTM) yang terasa mahal juga jadi faktor Kampung Gajah perlahan kehilangan daya tariknya. Saat itu, HTM objek wisata Kampung Gajah dibanderol Rp 15.000/orang untuk Senin-Jumat, sedangkan Sabtu, Minggu, dan hari libur dipatok Rp 20.000/orang.

Selain itu, pengelola juga menyiapkan paket wisata terusan bagi pengunjung. Wisatawan harus merogoh kocek sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu per orang. Setelah membayar tiket terusan, wisatawan bisa menikmati semua wahana yang tersebar di kawasan Kampung Gajah.

"Ya untuk wisata zaman dulu lumayan juga harganya ya, soalnya kan setiap wahana harus bayar lagi. Tapi banyak juga yang belinya itu tiket terusan," kata Joaw, eks Pegawai Kampung Gajah.

Dengan harga tiket masuk sebesar itu, tak dinafikan kalau saat itu paradigma Kampung Gajah hadir demi memenuhi hasrat para wisatawan kelas menengah ke atas. Maka dari itu, wisatawan yang punya budget terbatas akhirnya memilih berkunjung ke objek wisata lain dengan harga tiket yang lebih terjangkau.

Kampung Gajah, Riwayatmu Kini...

Dahulu, Kampung Gajah memiliki beragam wahana yang sangat oke. Beberapa wahana yang cukup terkenal di antaranya Kebun Binatang Mini, ATV, Flying Fox, Perahu Air, Tunggang Kuda, Bumper Boat, Delman, Rumah Hantu, Kolam Pancing, Formula Kart, Futuristic Train, Mini ATV, Segway, Sidecar, Sky View, Sky Rider, hingga Tubby.

Kampung Gajah juga memiliki wahana yang jadi andalan, yakni Waterboom. Di dalam wahana tersebut juga ada berbagai permainan air lainnya, misalnya Aqua Boat, Big Tornado, Grass Skating, Bungee Trampoline, Wave Pool, Octopus Racer, Kiddy Pool, Moto Golf, serta Sepeda Air.

Punya wahana selengkap itu tak menjamin Kampung Gajah bertahan lama dan terus menjadi daya tarik wisata di Kota Kembang. Pada bulan Mei tahun 2018, Kampung Gajah mengakhiri kiprahnya sebagai objek wisata mewah usai dinyatakan pailit.

"Banyak yang mengatakan bahwa Kampung Gajah disita oleh bank, namun tidak demikian. Jika ada investor yang ingin mengoperasikan kembali Kampung Gajah bisa saja, tinggal konfirmasi ke pihak-pihak atau orang yang masih memiliki aset," papar Asep.

Sekarang, Kampung Gajah lebih mirip kota mati. Mirisnya lagi, tempat wisata ini jadi dikenal sebagai tempat mistis yang dipenuhi makhluk halus. Tak jarang beberapa YouTuber hingga influencer melakukan 'uji nyali' di tempat ini.

Dahulu, setiap wisatawan yang datang ke Kampung Gajah selalu disambut dengan patung gajah, yang menjadi ciri khas tempat wisata ini. Sayang, patung-patung gajah tersebut sudah tidak ada lagi.

Tempat di mana patung-patung gajah itu berdiri kini beralih fungsi menjadi tempat menjual tanaman yang dijalankan oleh warga setempat. Sementara gerbang utama Kampung Gajah masih tetap berdiri.

Ketika melewati gapura yang menjulang tinggi dengan lengkungan di bagian atasnya serta tulisan 'Kampung Gajah' yang tak lagi lengkap dan samar, masih ada satu patung gajah yang tersisa. Patung tersebut menyambut orang-orang yang lalu lalang, kebanyakan adalah warga sekitar karena jadi rute alternatif ke perkampungan.

Itu dia penjelasan mengenai penyebab objek wisata Kampung Gajah tutup dan nampak seperti kota mati. Semoga artikel ini dapat menambah informasi detikers.




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads