Penggunaan Pos sebagai layanan jasa pengiriman sudah tidak begitu populer lagi Indonesia. Era digital membuat tidak banyak anak muda dapat merasakan bagaimana berkabar lewat surat yang dilengkapi prangko.
Museum Pos Indonesia bisa menjadi tempat edukasi bagi anak muda tentang perkembangan Pos Indonesia. Lokasinya ada di Jalan Cilaki, Kota Bandung. Bagi generasi yang sempat menggunakan layanan Pos Indonesia, kunjungan ke museum ini dapat menjadi kesempatan bernostalgia. Di sini, pengunjung bisa melihat berbagai mesin yang digunakan Pos Indonesia sejak dulu. Mulai dari alat penimbang, hingga pencetak prangko.
Baca juga: Museum Kota Bandung Kembali Dibuka! |
Selain itu, ada pula koleksi prangko dari berbagai negara yang disimpan dalam rak kaca khusus. Rak ini memiliki bingkai yang terbuat dari kayu. Berbagai macam prangko disusun rapi dengan pelindung kaca. Uniknya, untuk bisa melihat koleksi satu negara, pengunjung harus menarik pinggiran bingkainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya mancanegara, prangko keluaran Pos Indonesia juga dapat ditemukan di sini. Mulai dari prangko edisi wanita Indonesia, hingga prangko flora dan fauna Indonesia.
Sayangnya, pada Hari Pos Sedunia yang jatuh pada 9 Oktober ini, tidak banyak yang mengunjungi Museum Pos Indonesia. Terlihat hanya beberapa orang yang berada di Museum Pos Indonesia. Elvira, satu dari segelintir pengunjung. Datang jauh dari Yogyakarta, Elvira mengaku memang senang mengunjungi museum. Ia memilih Museum Pos Indonesia untuk dikunjungi di hari terakhirnya di Bandung.
Elvira juga mengaku pernah mengoleksi prangko. Hanya saja, koleksi prangkonya berasal dari kunjungannya di beberapa negara. Bahkan ia tidak begitu tahu jika hingga saat ini Pos Indonesia masih mengeluarkan prangko edisi khusus.
![]() |
Menurut Elvira, Pos Indonesia perlu melakukan riset khusus untuk melihat minat masyarakat dalam mengeluarkan prangko edisi khusus.
"Pasti dilakukan survei dulu nggak sih, apa sih yang sebenernya masyarakat mau," katanya.
Elvira mengaku senang dapat mengunjungi Museum Pos Indonesia. Melihat koleksi prangko yang dipamerkan di sini, ia cukup tertarik jika nanti Pos Indonesia kembali merilis prangko edisi khusus, jika sesuai dengan minatnya. Dari kunjungannya itu, ia mendapatkan informasi tentang Pos Indonesia yang sebelumnya tidak ia ketahui.
"Di sini banyak historinya tentang pos, gimana sih terbentuknya dari mulai dulu-dulu awalnya pos. Terus tadi juga udah baca-baca dari skrip-skrip dari yang dulu bahasa-bahasa yg lama. Terus pos saat ini gimana," cerita perempuan penyuka sejarah tersebut.
Di museum ini, dipajang juga beberapa surat raja-raja yang dikirimkan kepada Thomas Raffles di Inggris. Surat-surat ini dipajang pada satu sudut bernama Surat Emas.
Setiap tanggal 9 Oktober, masyarakat seluruh dunia memperingati Hari Pos Sedunia. Peringatan hari ini lahir bersamaan dengan didirikannya Universal Postal Union (UPU). Di Museum Pos Indonesia, pengunjung dapat membaca lebih jauh bagaimana UPU berdiri. Selain itu, ada pula peta persebaran negara anggota UPU yang ditandai dengan perangko asal negara tersebut.
Museum Pos Indonesia berlokasi di bawah gedung kantor pusat Pos Indonesia di Cilaki, Bandung. Untuk melihat benda-benda bersejarah di bidang pos ini, pengunjung tidak perlu merogoh kocek alias gratis. Cukup menuliskan data diri pada buku tamu, dan kunjungan museum pun dapat dilakukan. Perlu dicatat bahwa Museum Pos Indonesia buka dari Senin sampai Ju'at pukul 9.00-15.00 WIB.
(iqk/iqk)