.webp)
Kekeringan yang berkepanjangan mengakibatkan air danau Situ Gunung menyusut. Bahkan, bagian dasar di tepi Danau Situ Gunung terlihat. Sisa air yang terlihat hanya di bagian tengah danau saja.
Beberapa sampan terlihat ada di bagian tengah danau dan tak digunakan wisatawan. Pemandangan danau Situ Gunung pun tak seindah biasanya. Meski demikian, masih ada beberapa wisatawan yang mendatangi tempat wisata tersebut.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kadudampit D Saripudin mengatakan, kondisi surutnya air danau Situ Gunung itu sudah terjadi 1-2 bulan yang lalu. Menurutnya, penyebab utama danau Situ Gunung menyusut dikarenakan kurangnya debit air dari mata air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, setidaknya ada tiga desa yang terancam kekurangan air imbas dari surutnya danau Situ Gunung. Ketiga desa itu berada di Kecamatan Kadudampit.
"Ya surut nggak seperti dulu. Danau Situ Gunung itu dimanfaatkan tiga desa di Kecamatan Kadudampit, Desa Cikahuripan, Desa Puncakmanis dan Desa Muaradua. Tapi sebetulnya, airnya itu (digunakan) sampai ke Cikukulu, Kecamatan Cisaat," kata Saripudin kepada detikJabar, Rabu (20/9/2023).
Dia mengatakan, penyusutan air danau Situ Gunung mencapai 70 persen. Kondisi tersebut, kata dia, sudah biasa terjadi setiap musim kemarau.
"Memang surut kondisinya, karena memang di musim kemarau gitu terus mengalami surut, sudah dua bulan, tapi air mah alhamdulillah ada saja," ujarnya.
Miftah (66) salah satu warga setempat sekaligus penjaga perahu wisata mengatakan, kemarau yang sudah berlangsung selama dua bulan ini menjadi salah satu penyebab danau Situ Gunung surut. Bukan hanya itu, lahan pertanian pun turut terdampak.
"Kemarau nya kan sudah dua bulan. Biasanya airnya banyak, turunnya hampir satu meter. Belum pernah hujan, kemarin hujan juga kecil, ini sumbernya dari mata air," kata Miftah.
"Ya ke warga, ke sawah-sawah juga kena. Kekeringan sih nggak, ngalir cuma debitnya kecil. Luasan danau ini dulu 10 hektare sekarang tinggal 7 meter," sambungnya.
(mso/mso)
