Museum Geologi jadi salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi, terutama saat akhir pekan. Museum di Jalan Diponegoro, Kota Bandung ini punya ragam koleksi fosil hingga batuan alam.
Saat awal masuk pintu museum, Anda akan serasa seperti dibawa ke zaman prasejarah karena langsung disambut replika fosil gajah purba yang pernah hidup 10.000 tahun yang lalu. Fosil gajah purba yang merupakan koleksi Museum Geologi ini seolah menjadi patung selamat datang.
Terdapat beberapa ruangan di dalam area museum yang memiliki tema-tema berbeda. Lorong pertama lantai satu diisi koleksi batuan alam seperti granit, sapphire, obsidian, quartz, hingga batu kristal dari dalam goa. Koleksi batuan tersebut diambil dari beberapa negara dan wilayah di Indonesia, seperti kristal pyrite dari Kabupaten Sukabumi dan rose quartz dari Brasil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lorong selanjutnya, di lantai satu, masih memperlihatkan koleksi bebatuan. Namun yang unik dari lorong ini yaitu terdapat batu meteorit dan penjelasan mengenai batu yang berasal dari bencana alam, seperti bebatuan dari letusan gunung berapi dan longsor. Penjelasan mengenai batuan yang berasal dari bencana alam ditayangkan di sebuah layar monitor dengan fitur interaktif.
Beranjak ke lantai selanjutnya, setelah menaiki tangga untuk naik ke lantai dua langsung disambut kehadiran empat fosil, yaitu kura-kura purba, kerbau purba atau bubalus palaeokerabau, gajah purba, dan badak jawa. Menurut keterangan dari papan penjelasan, koleksi-koleksi fosil hewan tersebut diambil dari Situs Sangiran, Provinsi Jawa Tengah.
![]() |
Sama seperti di lantai satu, terdapat dua lorong dengan tema berbeda yang ada di lantai dua. Lorong pertama berisikan gambar penjelasan mengenai bencana alam dan barang dari sisa-sisa bencana alam erupsi gunung berapi, seperti pakaian, televisi, dan motor yang ditinggalkan warga ketika erupsi terjadi.
Lorong kedua berisikan batuan dan mineral yang merupakan kekayaan alam Indonesia seperti emas, perak, tembaga, batu bara, minyak bumi, dan kekayaan alam Indonesia yang lainnya. Lorong kedua ini juga memperkenalkan teknik atau cara mengambil kekayaan alam tersebut.
Secara umum, wisatawan yang berkunjung ke Museum Geologi juga sangat beragam. Dimulai dari anak-anak yang masih bersekolah hingga orang tua yang membawa keluargannya untuk berwisata sekaligus menambah wawasan ke museum geologi.
Sujoko (60), seorang pengunjung Museum Geologi mengaku sengaja berangkat langsung dari kediamannya di Jawa Timur untuk ke Museum Geologi di Kota Bandung.
"Sangat bermanfaat karena anak dan cucu saya juga perlu tahu apa isinya bumi," ungkap Sujoko.
"Ini dalam liburan saya ke Museum Geologi karena saya ingin tahu geologi yang menangani segala kekayaan di perut bumi termasuk batu-batu intan dan lain-lain," tambahnya.
![]() |
Ada juga Najwa (18) dan Siti Maryam (18), pengunjung lainnya. Mereka sengaja berlibur di akhir pekan dengan berkunjung ke Museum Geologi.
Najwa dan Maryam menceritakan alasannya memilih Museum Geologi sebagai tempat untuk mengisi libur akhir pekannya. Menurutnya Museum Geologi merupakan tempat liburan yang memberikan hiburan edukatif karena ada banyak sejarah tentang kehidupan di bumi.
"Untuk hiburan, karena cari tahu, kan di sini ada sejarah terbentuknya bumi gitu kan, mulai dari bumi kayak gimana terus sejarah kehidupan manusia gitu tertarik jadinya," kata Najwa.
"Kan Museum Geologi ini terkenal kayak apa dari yang gajah purba itu ya? Jadi salah satunya karena itu terus karena pengen lihat juga yang lain ada apa aja," tambah Maryam.
Harga tiket untuk masuk ke Museum Geologi sendiri dimulai dari Rp 3.000 untuk pelajar dan untuk kalangan umum Rp 4.000, sedangkan untuk turis asing Rp 10.000. Tertarik datang ke Museum Geologi, detikers?
(orb/orb)