Di samping pantai barat Pangandaran di antara pos satu dan dua terdapat sumur air tawar yang usianya puluhan tahun. Sumur di pantai Pangandaran itu menjadi pusat perhatian wisatawan.
Meski pun struktur bangunannya sudah nampak tua, warga setempat memanfaatkan mata air dari sumur tersebut untuk keperluan sehari-sehari.
Namun itu dulu. Kini sumur tersebut digunakan untuk mandi wisatawan yang selesai berenang. Warga setempat Nana Suryana (41) membenarkan jika jenis air sumur di pantai Pangandaran itu merupakan air tawar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dulu emang digunakan untuk kebutuhan warga ataupun pedagang," kata Nana kepada detikJabar, Kamis (9/3/2023).
Ia mengatakan sumur air tawar tersebut terdapat di harim laut yang jaraknya hanya 3 meter di bibir pantai.
"Hebatnya sumur di pantai Pangandaran itu hanya beberapa meter dari pantai airnya sudah tawar karena memang dekat dengan punya cagar alam," ucapnya.
![]() |
Menurutnya sejak kecil puluhan tahun yang lalu sumur itu sudah ada dan dipakai warga. Tokoh Masyarakat Pangandaran Jajang Nurjaman (57) mengatakan sumur itu sudah ada sejak 45 tahun yang lalu.
"Rasa air tawar dalam sumur sekitar 15 meter tersebut mungkin dari kontur tanahnya yang bisa menyaring kadar air asin tidak seperti di daerah pantai lain, pantai utara misalnya,'" kata Jajang kepada detikJabar.
Pantai Pangandaran tinggal di leher sebuah tanjung (daratan yang menonjol ke laut). Ia menyebut jarak rumahnya ke pantai hanya berjarak 500 meter dan dari Cagar Alam sekitar 150 meter.
"Rasa airnya masih tetep tawar padahal jarak ke pantai Barat dan Pantai Timur 150 meter saja," katanya.
Jajang berpendapat jika kontur tanah dan terdapat karst dan banyaknya tumbuhan pohon sekitar pantai Pangandaran yang membuat air sumur tersebut tetap tawar tidak asin.
Ketua PHRI Pangandaran Agus Mulyana mengatakan air tawar yang membuat sumur tidak asin karena zaman penjajahan Belanda, pada saat itu menanam banyak pohon kelapa.
"Dulu sebelum tsunami 2006 pohon kelapa di Pantai Pangandaran berjejer, makannya sisa tsunami yang berdiri kokoh saat itu pohon kelapa," katanya.
Selain itu, akar tumbuhan dari Cagar Alam Pangandaran yang dipenuhi pepohonan besar membuat cadangan air lebih banyak mengalir dibandingkan dengan air asin.
"Jadi jika bisa dipertahankan terdapat banyak tumbuhan di sekitar pantai Pangandaran, maka cadangan air tawar akan tetap banyak mengalir," ucapnya.
(yum/yum)