Kisah Susi Gantungkan Hidup di Pantai Pangandaran dari Limbah Laut

Kisah Susi Gantungkan Hidup di Pantai Pangandaran dari Limbah Laut

Aldi Nur Fadillah - detikJabar
Senin, 30 Jan 2023 10:30 WIB
Kerajinan dari sampah laut di Pangandaran.
Kerajinan dari sampah laut di Pangandaran. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Susi Susilawati jadi saksi sejarah tumbuh kembang pariwisata Pantai Pangandaran. Susi juga jadi salah satu orang yang menggantungkan hidupnya di Pantai Pangandaran.

Susi tak seperti mayoritas warga Pangandaran yang berprofesi sebagai nelayan. Dari tangannya, dia mampu 'menyulap' limbah laut menjadi souvenir oleh-oleh khas Pangandaran.

Wanita berusia 51 tahun ini punya kisah panjang dengan Pangandaran. Susi bukanlah warga asli Pangandaran, melainkan pendatang dari Kabupaten Garut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita Susi berkenalan dengan Pangandaran terjadi saat dirinya masih duduk di bangku SD. Dia diajak berlibur dengan ayahnya ke Pangandaran. Saat liburan itu, ayahnya yang memiliki jiwa seni tinggi mulai merangkai limbah laut mulai dari kerang hingga pasir untuk dijadikan hiasan.

"Karena seorang seniman, bapak tertarik membawa limbah laut itu untuk dibawa ke rumah," kata Susi saat berbincang dengan detikJabar, Senin (30/1/2023).

ADVERTISEMENT

Hal itu yang akhirnya membuat ayahnya memilih jalan untuk hidup di Pangandaran sebagai perajin limbah laut.

"Tak pernah terpikir saat itu, bapak memilih tinggal di Pangandaran untuk merintis berjualan kerajinan tangan," ucapnya.

Kepindahan Susi sekeluarga saat itu juga didorong dengan keinginan ayahnya untuk memulai usaha baru. Ayahnya saat itu melihat Pangandaran punya potensi untuk dikunjungi banyak wisatawan. Sehingga, keluarganya ini bertekad mengais rezeki dengan menjual souvenir hasil dari kerajinan limbah laut.

"Kan dulu kalau ke Pangandaran yang menjadi kenangan hanya foto, kemudian tidak ada barang yang dibawa selain baju basah. Makannya kerajinan limbah kerang itulah muncul di pikiran bapak saat itu," katanya.

Usaha kerajinannya berkembang pesat. Hingga akhirnya sebuah toko bernama Anugrah berdiri di sudut objek wisata Pantai Pangandaran.

"Alhamdulillah bapak meninggalkan warisan yang bisa menghidupi semua keluarga, bahkan hingga saya punya anak bisa kuliahkan kedua putra saya," kata Susi.

Tak hanya toko, Susi yang jadi pionir kerajinan limbah laut ini juga kerap memasok para pedagang souvenir keliling.

Usaha yang dilakoni Susi tak hanya menghasilkan cerita manis. Di keluarganya, tak banyak yang mau jadi penerus ayahnya untuk menjadi perajin limbah laut. Dari lima bersaudara, hanya Susi yang meneruskan usaha dan mimpi ayahnya.

"Sempat ada yang menggeluti kerajinan, namun tak lama. Karena jadi perajin itu harus telaten dan terus berinovasi. Kalau gak teliti sama rajin untuk belajar memang susah," katanya.

Sementara kedua anak Susi, memiliki pilihan sendiri untuk menjalani hidup dan menghasilkan rezeki.

"Ya walaupun harus berhenti di saya perajin kerang, Alhamdulillah sekarang sudah ada yang mau meneruskan, walaupun bukan bagian dari keluarga tetapi menjadi rekan kerja," ungkapnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads