Wisatawan yang hendak menikmati suasana tahun baru di Puncak Gunung Gede Pangrango sepertinya harus menunda dulu rencana tersebut. Pasalnya pendakian masih ditutup saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Penutupan dilakukan lantaran terjadi retakan yang disebabkan gempa bumi beberapa waktu lalu, terlebih gempa susulan masih terjadi meskipun intensitasnya menurun.
"Kemungkinan masih ditutup saat malam pergantian tahun, dengan dasar surat edaran yang belum lama ini dikeluarkan," ujar Humas Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Agus Deni, Minggu (25/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Deni, penutupan bukan karena pemulihan ekosistem yang rutin dilakukan setiap tahunnya, melainkan karena adanya dampak gempa di kawasan Gunung Gede Pangrango.
Dia menjelaskan dari hasil pemeriksaan tim gabungan Masyarakat Mitra Polhut, Volunteer Montana, hingga Gede Pangrango Operation di jalur pendakian dan kawasan puncak Gunung Gede Pangrango. Ditemukan jika di jalur pendakian via Cibodas terdapat dua titik longsoran di sekitaran Cisalada dengan lebar 10 meter dan panjang 10 meter.
"Selain itu terdapat retakan di Puncak Gede tepatnya di geger bibir kawah," ucap dia.
Sementara itu di Jalur pendakian via Gunung Putri ditemukan retakan sepanjang 7 meter di blok Romusa dan longsoran dengan lebar 8 meter serta tinggi 3 meter di blok Tanah Merah.
Selain longsoran dan retakan, tembok di shelter air panas serta sarana prasarana pintu gerbang di pos 1 roboh. " Untuk shelter air panas yang temboknya belah ada di jalur Cibodas dan yang pintu gerbang roboh di jalur via Gunung Putri," ucapnya.
Tak hanya itu, gempa susulan juga masih terjadi hingga hari ini, meskipun intensitasnya jauh berkurang dibandingkan dua pekan pertama pascagempa, tetapi getarannya masih cukup terasa.
Oleh karena itu, Balai Besar TNGGP masih menutup pendakian untuk sementara waktu. "Pendakian kita tutup sementara hingga kondisi kondusif dan tidak lagi terjadi gempa susulan. Ini demi keselamatan pendaki," pungkasnya.
(dir/dir)