Ide Gokil Peniliti Swedia yang Membuat Museum Kegagalan

Kabar Internasional

Ide Gokil Peniliti Swedia yang Membuat Museum Kegagalan

Tim detikInet - detikJabar
Senin, 21 Nov 2022 02:00 WIB
Museum of Failure memamerkan benda-benda dan berbagai inovasi yang gagal.
Museum of Failure memamerkan benda-benda dan berbagai inovasi yang gagal. (Foto: Museum of Failure)
Jakarta -

Seorang psikolog dan peneliti di Swedia memiliki cara unik dalam membuat museum. Psikolog ini membuat museum yang memamerkan kegagalan.

Seperti kita ketahui, biasanya museum menampilkan benda-benda yang menjadi kebanggaan. Tapi, Dr Samuel West, seorang psikolog dan peneliti inovasi dari University of Lund, Swedia, mendirikan Museum Failure atau Museum Kegagalan.

Mengutip dari detikInet, West memiliki tujuan dalam membangun Museum Kegagalan. Ia berharap museum yang dibangunnya itu bisa menjadi pelajaran untuk menekankan pentingnya kegagalan dalam sebuah proses inovasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah pameran yang menyenangkan dan menghibur tentunya. Tapi ada pesan serius di sana bahwa kita harus lebih baik dalam menerima dan mendiskusikan kegagalan kita sendiri, baik di tempat kerja maupun sebagai individu," kata West dikutip dari Calgary Herald.

West mengatakan benda-benda yang ditampilkan meupakan proyek gagal dari seluruh dunia. Kendati demikian, benda tersebut dapat memberikan wawasan untik tentang inovasi bisnis yang berisiko.

ADVERTISEMENT

Awalnya, West tertarik dengan psikologi di balik kegagalan. Akhirnya, ia membeli berbagai produk gagal yang kemudian dipamerkan di museumnya.

Saat ini, terdapat lebih dari 159 produk gagal yang dipamerkan. Beberapa barang 'gagal' tersebut antara lain sofa IKEA a.i.r, Apple Newton, Nokia N-Gage, Sony Betamax, Harley-Davidson Perfume, Kodak Digital Camera, Google Glass, dan masih banyak lagi.

Ada satu produk gagal yang dianggap sebagai produk paling gila yakni kondom semprot yang sempat dijual pada tahun 2006 hingga 2008. Meski dibuat sebagai solusi beberapa masalah, kondom semprot dinilai menakutkan untuk digunakan. Aplikatornya bersuara mendesis yang keras dan proses pengeringan butuh waktu 2-3 menit.

West menjelaskan produk gagal bisa merepresentasikan kesediaan bisnis untuk mengambil risiko dalam berinovasi. Menurutnya, produk tersebut mengajarkan bahwa tidak ada kesuksesan, yang tidak melalui kegagalan.

"Museum of Failure bertujuan untuk merangsang diskusi produktif tentang kegagalan dan menginspirasi orang-orang untuk mengambil risiko yang bermakna," tulis Museum of Failure dalam situsnya.

Menariknya, Museum of Failure sendiri merupakan traveling museum, yaitu berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Beberapa lokasi penyelenggaraan museum tersebut, seperti Swedia, Los Angeles, Paris, Shanghai, dan Minnesota. Juni tahun ini, Museum of Failure tengah diselenggarakan di Calgary, Kanada.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini




(sud/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads