Pemerintah pusat saat ini masih menggodok rencana pembangunan Bandar Udara (Bandara) Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Tapi ternyata, sudah pernah ada tiga Bandara yang dibangun Kabupaten Sukabumi di masa silam. Mana saja?
Tiga bandara itu salah satunya bersifat militer, dibangun pada era Perang Dunia II. Kemudian dua lainnya merupakan bandara komersial dan khusus pesawat kecil carteran, dua bandara tersebut dibangun saat itu untuk memudahkan akses pariwisata di pesisir Palabuhanratu.
"Yang pertama itu namanya Landingsterein Palaboehanratoe, yang kini sudah dibangun menjadi kawasan PLTU, Rawa Kalong di depan Pos AL kemudian bandara pesawat carter dan Pelita Air Service khusus untuk penerbangan komersil," kata Irman Firmansyah, ketua Yayasan Dapuran Kipahare, Selasa (20/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus untuk di Rawakalong, bandara itu dibangun khusus untuk pendaratan darurat saja jadi tidak untuk dikomersilkan. "Setahu saya sejak 1970-an pernah digunakan pesawat kecil carteran untuk orang kaya yang akan ke Palabuhanratu," imbuh Irman.
![]() |
Melihat tingginya antusias warga berkunjung ke Palabuhanratu saat itu, Pertamina melalui anak perusahaannya yakni Pelita Air Service kemudian membangun bandara komersil pertama. Namun karena mahalnya biaya operasional saat itu, tarif satu kali keberangkatan pesawat kecil itu sangat tinggi.
"Karena beberapa keinginan orang untuk datang ke Palabuhanratu cukup tinggi, sehingga Pertamina waktu itu melalui Pelita Air Service membuat lapangan terbang yang saat ini posisi (lahannya) di tembok sama pertamina itu itu benar-benar komersil karena memang akses ke sini berbayar sekitar Rp 5 juta," ujar Irman.
Namun bandara yang dibangun sekitar tahun 1972 itu tidak lama beroperasi, karena dinilai tidak menguntungkan dalam sisi bisnis akhirnya ditutup sekitar tahun 1980. Sejak itu, lokasi eks bandara itu tidak terurus.
"Mungkin karena dianggap tidak terlalu menguntungkan bisnisnya akhirnya tutup kembali. Namun keberadaan bandara itu, jalan akses menuju Cipatuguran, Rawakalong dikenal dengan nama Jalan Pelita hingga saat ini," ungkap Irman.
![]() |
Pemilihan lokasi bandara di Palabuhanratu saat itu dipilih kata Irman karena lokasi di pinggiran pantai cenderung landai dan lurus. "Pemilihan lokasi di pantai itu karena kontur tanah ya, mungkin lebih mudah untuk penerbangan pesawat. Saat ini lokasi bandara itu sudah ditembok, tidak terurus," pungkasnya.
(sya/yum)