Mengenal 'Ikan Dewa' di Objek Wisata Cibulan Kuningan

Mengenal 'Ikan Dewa' di Objek Wisata Cibulan Kuningan

Erick Disy Darmawan - detikJabar
Rabu, 15 Jun 2022 16:15 WIB
Ikan Dewa Objek Wisata Cibulan.
Ikan Dewa Objek Wisata Cibulan. (Foto: Erick Disy Darmawan)
Bandung -

Ikan Dewa! Itulah sebutan penghuni kolam objek wisata Cibulan di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, Kuningan. Ikan yang dikeramatkan warga sekitar ini menyimpan cerita yang sangat melegenda.

Konon ikan purbakala yang berada di dua kolam besar berukuran sekitar 35x15 meter dan 45x15 meter itu, merupakan jelmaan pasukan Prabu Siliwangi yang dikutuk menjadi ikan.

Dalam kisahnya yang sudah melekat secara turun-temurun, ikan tersebut dikutuk menjadi ikan lantaran tidak setia kepada Prabu Siliwangi atau yang juga dikenal sosok pemimpin Kerajaan Pajajaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Konon ikan ini adalah prajurit Prabu Siliwangi yang dikutuk karena tidak setia sama Prabu Siliwangi, kalau dari ceritanya seperti itu," kata Salah satu pengelola objek wisata Cibulan, Maman Suherman (50), kepada detikJabar.

Ikan yang dikenal jenis kancra bodas (putih) yang memiliki warna hitam ini memiliki beberapa keunikan, salah satunya adalah populasi di dalam kolam tersebut. Menurut Maman, populasi ikan dewa tidak pernah kurang dan memenuhi kolam.

ADVERTISEMENT

"Ikan ini selalu berkembang biak, cuma dari dulu kolam ini tidak pernah penuh dan kurang sama ikan. Kalau secara logika kan, semisal berkembang biak mungkin kolam ini penuh. Padahal di konsumsi juga enggak dan yang mati juga tidak setiap Minggu," ujar dia menerangkan.

Keunikan lainnya, jika ikan ini mati jasadnya tidak terapung ke atas kolam, akan tetapi ikan tersebut tetap berada di dasar kolam. Namun, semisal mati ikan tersebut sama seperti ikan pada umumnya, akan mengeluarkan bau amis.

"Kalau semisal ada yang mati tercium bau amis. Mati juga tidak 'ngambang' atau berada di dasar kolam. Tapi kalau ada yang mati pasti ketemu," ucap dia.

Kendati ikan tersebut mati, proses penguburannya pun layaknya seperti manusia, ikan ini akan dibungkus dengan kain kafan. Namun, berbeda dengan manusia jika dikuburkan ikan dewa itu tidak 'disekar' ataupun diberi doa.

"Udah tradisi dari dulu itu, diangkat dan dikubur lalu di kain kafanin. Enggak ada kalau ritual khusus mah, hanya itu saja," jelas dia.

Keunikan terakhir adalah favorit pakan dan cara makan ikan. Diceritakan Maman, makan favorit ikan ini adalah buah Apel merah. Sementara cara mengkonsumsi makanan juga dinilai mirip layaknya manusia.

"Cara makan ikan ini juga unik, semisal ada yang ngasih kacang kulit, kalau dimakan ada jeda beberapa menit itu kulitnya dibuang disemburkan lagi kulitnya. Iya kayak dikupas, tapi kalau dikupas (manusia) mah kulitnya masih rapih tapi ini mah udah hancur," ujar dia.

"Makanan favoritnya, tapi Wallahu Alam ya, dengan tanda kutip karena saya juga enggak tahu cuma kita menjalankan tradisi turun-temurun, ikan suka kalau dikasih apel merah. Apel merah dipotong kecil dikasih ikan," jelas dia menambahkan.

Mitos Ikan Dewa

Disampaikan Maman, beberapa pengunjung ingin bertemu dengan ikan ini datang dengan sugestinya masing-masing. Akan tetapi ia menegaskan, untuk kepercayaan tersebut tidak bisa diceritakan. Karena itu niat dan kepercayaan masing-masing.

"Biasanya ada juga pejabat yang datang ke sini ngasih apel. Tapi untuk kepercayaan apa-apanya itu sih gimana sugesti masing-masing, karena di luar sana datang ke sini punya tujuan tersendiri," kata dia.

"Ada juga ibu-ibu yang dari Cirebon cuma ngasih makan terus pulang lagi. Gak tau tujuannya seperti apa itu juga," sambungnya.




(tey/tey)


Hide Ads