Ada beragam cara yang bisa dilakukan untuk ngabuburit. Bahkan, ada hal positif yang bisa dilakukan sambil mengisi waktu berbuka puasa.
Seperti yang dilakukan komunitas pencinta hewan reptil di Sumedang ini. Mereka ngabuburit dengan mengenalkan berbagai jenis hewan reptil kepada warga di kawasan Alun-alun Sumedang, belum lama ini.
Beragam hewan reptil peliharaan dipamerkan di sana. Warga yang datang pun diberi kesempatan untuk menyentuh, memegang, bahkan bercengkrama dengan hewan reptil. Namun, tetap di bawah pengawasan komunitas tentunya demi keamanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun hewan reptil peliharaan yang dipamerkan di antaranya, iguana, biawak dan jenis ular-ular tertentu yang relatif jinak dan tidak berbahaya.
Warga di sana banyak yang tertarik dan penasaran untuk mendekat ke tempat mereka berada. Oleh komunitas tersebut, warga diberi pengetahuan mengenai jenis reptil mana yang berbahaya dan mana yang yang tidak. Mana yang dilindungi dan mana yang boleh dipelihara.
Pembina Komunitas Pencinta Hewan Reptil Bangke Laut Sumedang, Andri Reginaldi (26) menuturkan, kegiatan pengenalan hewan reptil seperti ini merupakan acara rutin setiap Ramadan. Kegiatan ini diharapkan menjadi wahana edukasi bagi masyarakat tentang manfaat dan bahayanya hewan reptil.
"Kegiatan ini rutin digelar setiap tahun di bulan Ramadan, kita ngadain ngabuburit bareng reptil sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat," ungkap Andri.
![]() |
Di luar Ramadan, kegiatan seperti ini kerap digelar setiap akhir pekan. Namun, sejak adanya pandemi, kegiatan itu pun terhenti.
"Selain rutinan setiap tahun biasanya kita setiap hari minggu di sini. Karena ada pandemi, kita tidak bisa, akhirnya hanya bisa dilakukan di bulan Ramadan," katanya.
Ia berharap kegiatan seperti ini membuat banyak orang jadi mencintai hewan, terutama reptil. Harapan besarnya, kegiatan ini dapat mencegah dari pembantaian dan pemusnahan hewan reptil secara besar-besaran dengan dalih dijadikan komoditas industri.
"Hewan yang dipamerkan banyak kita bawa hewan iguana, biawak dan ular. Jadi konsepnya hampir setiap hari kita ganti jenis-jenis ularnya, jadi masyarakat pun tidak merasa bosen melihat ularnya itu-itu saja," tuturnya.
Salah seorang warga, Nidia (18) mengaku dari yang awalnya merasa takut akan hewan jenis ular, namun setelah diberi berbagai edukasi, muncul keberanian untuk berinteraksi.
"Saya ke sini sengaja ngabuburit sambil jalan-jalan. Kebetulan pas lihat hewan reptil yang dipamerkan, jadi ada ketertarikan ingin tahu soal hewan itu," kata Nidia.
(ors/mso)