Pria inisial AR, wisatawan sekaligus pengusaha travel mengaku sengaja memviralkan peristiwa tidak menyenangkan saat mengantar wisatawan ke sejumlah destinasi wisata di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Sebagai pelaku usaha, AR berharap pihak terkait bergerak melakukan pembenahan agar hal serupa tidak terulang kembali. Aksi pungli berupa tiket dan parkir ketika dibiarkan menurutnya akan mencoreng lokasi wisata tersebut dan membuat wisatawan kapok untuk datang kembali.
"Sebagai sesama pelaku usaha wisata, tentu harus menghindari stigma buruk pelanggan kami kepada pihak kami. Misalkan jangan sampai ada anggapan pungli-pungli itu bagian dari kami mencari keuntungan lebih dari lokasi wisata. Jadi wisatawan ada yang beranggapan ah paling akal-akalan sopir (travel), nyari uang lebih dapat bagi dua. Jadi dianggapnya kita dapat dari para oknum ini, tentu hal ini kan tidak baik juga," kata AR kepada detikJabar, Jumat (11/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam beberapa rentetan kejadian AR juga kerap ngotot meminta bukti tiket atau karcis, menurutnya ketika hal itu tidak diberikan maka kru travel yang akan menombok uang tersebut karena tidak adanya bukti yang diberikan.
"Kalau ada bukti kan kita bisa reimburse ke klien, atau bukti kami juga ke perusahaan (travel). Kalau tidak ada ya akhirnya kita nombok," ujarnya.
Selain itu ketika ada retribusi resmi, AR yakin hal itu akan menjamin kenyamanan wisatawan karena dengan tiket dan karcis resmi ada jaminan asuransi dan pemasukan iuran wisata ke daerah yang dituju.
"Enggak masalah mau tagih Rp 1 juta juga enggak masalah, cuma yang jadi masalah ini satu saya travel saya bawa penumpang artinya keselamatan mereka dari mulai berangkat sampai pulang jadi tanggung jawab saya. Nah kata saya begini kalau di tempat wisata ada kejadian kecelakaan mau besar mau kecil apalagi amit-amit sampai meninggal dunia, saya harus minta pertanggung jawaban ke siapa? Ketika resmi kan ada asuransi ada iuran wisata dan sebagainya," harap AR.
"Apalagi kita anak Jawa Barat ya, banyak tujuan destinasi apalagi Sukabumi kan masuk UNESCO ya kawasan Geopark Ciletuh harapan kita yang begitu beresinlah, misalkan Pangandaran ya, rapi disana itu semuanya jelas. Memang tempat wisata terkenal mahal, hanya kalau tidak wajar kan menjatuhkan tempat itu sendiri ya," pungkas dia
Sebelumnya saat dikonfirmasi detikJabar, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi Sigit Widarmadi mengaku sudah mengetahui soal ramainya pungli di kawasan wisata. Ia menyebut pihaknya sudah memberikan imbauan ke berbagai pihak agar hal itu tidak terjadi.
"Pertama kaitan pungli, kita sudah pernah mendengar itu terjadi. Kita sudah sering mengimbau ke teman-teman kelompok sadar wisata supaya memberikan kesadaran dengan apa, pokoknya harus menjaga itu satu supaya wisatawan tidak kapok," kata Sigit.
"Kedua, tidak semua titik wisata itu menjadi kewenangan dinas pariwisata. Jadi yang masuk dengan tiket wisata itu dibuktikan dengan tiket, ada resmi nilai rupiah masuk ke kas daerah. Yang diluar tiket itu kan ada yang dikelola oleh desa, ada yang private, masyarakat, dan ada yang memang free space tidak boleh ditiket," ungkap Sigit.
(yum/bbn)