Obyek Wisata Situ Wangi Kawali di Desa Winduraja, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, resmi dibuka untuk umum usai direvitalisasi. Sebelum ditata, Situ Wangi ini biasa digunakan sebagai tempat mancing yang sekaligus mata pencarian masyarakat.
Di danau ini terdapat cerita yang melegenda. Situ Wangi ini juga tak pernah surut saat kemarau, dimanfaatkan warga sebagai sumber air untuk pengairan area persawahan dan pertanian lainnya.
Sekeliling tempat ini berdiri pohon dan rumput liar yang awalnya memiliki akses jalan masih tanah. Penampilan Situ Wangi Kawali kini berubah drastis. Jalannya bertembok yang bisa dimanfaatkan sebagai arena joging.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Didukung dengan suasana alam yang asri oleh perbukitan yang hijau. Terdapat sejumlah fasilitas pendukung, seperti belasan gazebo untuk bersantai.
![]() |
Ada lahan terbuka yang bisa dimanfaatkan untuk menggelar pesta pernikahan. Menara pandang (menara selfie), sejumlah toilet, amfiteater, area kuliner, galeri dan fasilitas lainnya. Untuk menata area Situ Wangi Kawali seluas lima hektare ini, Pemprov Jabar menggelontorkan anggaran sebesar Rp 11 miliar pada tahun 2021.
"Situ punya dua fungsi, ekologis sebagai sumber mata air, irigasi sedangkan fungsi sosial untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan pariwisata," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Sabtu (19/2).
Kisah Delapan Makam Raja
Di balik pesona keindahannya, situ ini menyimpan segudang cerita legenda urban yang masih kental dan diyakini masyarakat. Konon menurut cerita, Situ Wangi ini dulunya jadi tempat mandi atau bersih-bersih para raja. Sehingga daerah ini bernama Winduraja (delapan raja). Di sekitar lokasi situ ini juga terdapat delapan makam raja jaman Kerajaan Galuh.
Budayawan Ciamis yang juga Sekretaris Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia mengatakan di Situ Wangi ada mitos larangan bagi perempuan yang datang bulan tidak boleh turun ke danau. Berenang ataupun hanya naik perahu karena akan terjadi malapetaka.
Baca juga: Tugu Marlin Ikon Pangandaran, Ini Maknanya |
Nyata atau tidak, sempat ada beberapa kejadian orang tenggelam yang korbannya adalah perempuan. Percaya atau tidak cerita tersebut sudah berkembang di masyarakat sejak lama.
"Bagi perempuan yang sedang haid atau datang bulan tidak boleh ke danau. Karena situ ini disucikan. Dulu beberapa kejadian tenggelam, korban meninggal adalah perempuan," ujar Sekretaris Dinas Pariwisata Ciamis Budi Kurnia yang juga budayawan Ciamis.
![]() |
Menurut Budi, hal ini berkaitan dengan Situ Wangi yang digunakan mandi para raja, sehingga ada bentuk penghormatan dan dianggap suci.
Menurut Budi, lokasi ini terakhir ditata oleh Bupati Galuh RAA Kusumadriningrat atau Kanjeng Prebu pada tahun 1880 yang menjadi nyaman dikunjungi.
(bbn/bbn)