Mengenal Kampung Naga, Rural Tourism di Tasikmalaya

Mengenal Kampung Naga, Rural Tourism di Tasikmalaya

Faizal Amiruddin - detikJabar
Kamis, 17 Feb 2022 11:08 WIB
Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya
Suasana di Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya (Foto: Faizal Amiruddin/detikcom).
Tasikmalaya -

Kampung Naga adalah salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Kabupaten Tasikmalaya. Jika dilihat dari kacamata pariwisata, Kampung Naga adalah salah satu rural tourism yang memperkaya destinasi wisata di Jawa Barat.

Merujuk organisasi pariwisata dunia, rural tourism adalah jenis aktivitas wisata, di mana pengunjungnya mendapatkan pengalaman terkait berbagai produk yang dihasilkan dari aktivitas berbasis alam, pertanian, gaya hidup dan budaya pedesaan. Nah semua itu ada di Kampung Naga.

Kampung Naga sendiri berada di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Letaknya di pinggiran jalur utama Garut-Tasikmalaya, bahkan dapat dikatakan berada di perbatasan wilayah Garut-Tasikmalaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menjangkau ke Kampung Naga, pengunjung harus berjalan kaki dari lokasi parkir. Jaraknya sekitar 500 meter dengan kontur jalan yang curam. Karena Kampung Naga berada di lembah bukit, nyaris sejajar dengan aliran Sungai Ciwulan. Tapi jangan khawatir, akses menuju Kampung Naga sudah ditata berupa susunan tangga. Walau pun curam, namun tidak membahayakan.

ADVERTISEMENT
Kampung Naga, Kabupaten TasikmalayaKampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya Foto: Faizal Amiruddin

Perjalanan menuruni anak tangga itu tak terlalu melelahkan atau membosankan, karena sepanjang jalan disuguhi panorama pedesaan yang indah. Hamparan sawah, hutan hijau, aliran air dan aktivitas warga. Tanpa terasa, suasana itu mengantarkan kita ke tujuan.

Kesan pertama yang tertangkap dari kampung ini adalah kebersihan dan kerapiannya. Lingkungannya bersih, suhu udara adem. Di sisi kanan aliran Sungai Ciwulan bergerak tenang mengeluarkan suara gemericik. Di sebelah kiri deretan rumah tertata rapi, bagian depan rumah menghadap utara atau selatan. Sementara suhunan atau atap bangunan memanjang dari timur ke barat.

Semuanya beratap ijuk, dengan bangunan berbahan kayu hutan. Bangunan rumah panggung itu ditopang oleh batu sebagai pondasi. Meski sederhana, namun ventilasi berupa jendela membuat rumah memiliki sirkulasi udara yang cukup. Suasananya pun adem dan yang tak kalah penting rumah ini tahan gempa. Setidaknya ketika gempa 7,2 SR terjadi di Tasikmalaya tahun 2009 silam, di Kampung Naga tak ada yang terdampak. Semua rumah tahan goyangan gempa.

Selain sawah ada pula kolam-kolam ikan milik warga. Ada pula tanah lapang di depan mesjid kampung yang juga memiliki arsitektur serupa dengan rumah warga. Aktivitas warga relatif tenang, tak ada hiruk pikuk. Sebagian terlihat mengurusi sawah, di kolam ikan atau meraut bilah bambu untuk bahan kerajinan. Sementara di tanah lapang, anak-anak asyik bermain. Warga menyambut hangat setiap tamu yang datang.

Asal Nama Kampung Naga

Sepintas mendengar nama Kampung Naga, imajinasi pasti melayang pada sosok ular mitos masyarakat Tiongkok. Padahal Kampung Naga tidak memiliki hubungan sama sekali dengan ular naga.

"Boro-boro ular Naga, ular sawah pun jarang ditemui di Kampung Naga. Tak pernah ada ular di kampung kami, silahkan tanya warga," kata Aki Ma'un, Punduh Kampung Naga.

Punduh sendiri di masyarakat Sunda umumnya merujuk kepada Kepala Dusun atau Kepala Kampung. Namun di Kampung Naga, strukturnya sedikit berbeda. Punduh berada di bawah Kuncen atau Ketua Adat.

"Jadi pemimpinnya Kuncen, di bawahnya ada Punduh dan Lebe. Kalau Punduh tugasnya 'ngurus laku meres gawe' (mengatur prilaku dan membereskan tugas), kalau Lebe lebih kepada urusan keagamaan, misalnya memimpin doa, pengajian dan lainnya. Jadi bukan Lebe yang menikahkan orang," kata pria 88 tahun ini.

Kembali kepada asal usul nama Kampung Naga, Ma'un juga menegaskan bahwa nama kampungnya tidak terkait dengan buah naga. "Tidak ada hubungannya dengan buah Naga, di sini tidak ada pohonnya juga, buah naga mah banyak di kota, tak ada di sini," kata Ma'un sedikit berkelakar.

Kampung Naga, Kabupaten TasikmalayaKampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya Foto: Faizal Amiruddin

Rupanya asal usul nama Naga itu karena kampung ini terletak di bawah bukit atau di lembah bukit. Orang Sunda menyebutnya 'dina gawir'. Kata 'dina' maknanya menunjuk tempat sementara 'gawir' berarti lembah atau jurang.

Kata 'dina' dalam pelafalan masyarakat Sunda kerap disingkat menjadi 'na', sehingga 'dina gawir' menjadi 'na gawir'. "Nama Naga itu asalnya dari kata 'na gawir', kan kampung posisinya di bawah bukit. Jadilah disebut Kampung Naga," kata Ma'un.

Ma'un sendiri mengaku tak tahu mengapa penyebutan 'Na Gawir' disingkat menjadi 'Naga' lalu dijadikan nama kampung. Yang jelas nama itu sudah disematkan oleh generasi sebelumnya.

Nol Kasus COVID-19 dan Tetap Ramai Wisatawan

Kunjungan wisatawan ke Kampung Naga di masa pandemi ini relatif stabil kendati di masa pandemi COVID-19. "Biasa saja tak ada perubahan, tamu selalu ada," kata Ma'un. Selain kunjungan wisata, banyak juga kunjungan untuk kepentingan pendidikan atau penelitian.

Seperti yang dilakukan Junjun, siswa SMA 1 Cigalontang Tasikmalaya. Dia bersama temannya mendapat tugas sekolah untuk membuat makalah tentang Kampung Naga. "Senang bisa ke Kampung Naga, kampungnya bersih dan masih menjaga adat istiadat," kata Junjun.

Kampung Naga, Kabupaten TasikmalayaKampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya Foto: Faizal Amiruddin

Walau pun tak mendapatkan atraksi atau suguhan wisata, Junjun mengaku setidaknya dia bisa merasakan suasana perkampungan yang benar-benar menenangkan. "Memang sepintas tidak ada apa-apa, hanya suasana perkampungan biasa, tapi banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari kehidupan masyarakat Kampung Naga," kata Junjun.

Sementara itu Ma'un juga mengatakan bahwa di Kampung Naga sampai saat ini belum ada warganya yang terpapar virus COVID-19, padahal orang-orang luar tetap berdatangan ke kampung mereka. "Tidak, tidak pernah ada yang Corona. Alhamdulillah sehat-sehat semua," kata Ma'un.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads