Gunung Parang di Kabupaten Purwakarta dikenal sebagai salah satu destinasi wisata yang sudah tersohor di mancanegara. Salah satunya, ialah hotel yang menggantung di atas gunung yang aksesnya lewat cara mendaki tangga besi.
Namun siapa sangka, gunung batu yang terletak di Kecamatan Tegalwaru ini ini, memiliki sejarah yang melegenda zaman pada kerajaan Padjajaran.
Menurut Juru Kunci Gunung Parang, Wahyudin mengatakan, gunung ini awalnya bernama Gunung Barang Panser Tunggal, karena menurut cerita masyarakat pada zaman dulu, gunung ini tempat bikin senjata pusaka Prabu Siliwangi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gunung Barang ini adalah tempat pembuatan benda-benda atau senjata pusaka di zaman kerajaan Padjadjaran, tempat pembuatan atau petapaannya ada di atas," ujar Wahyudin kepada detikcom di temui di sekitar rumahnya, Jumat (24/09/2021).
Abah wahyu sapaan akrabnya, menjelaskan arti kata gunung barang panser tunggal, barang berarti benda atau senjata, panser artinya berada di tengah-tengah Jawa Barat dan tunggal artinya satu atau bersatu diantara empu gunung ini.
"Di Gunung Barang ada lima makam empu yakni Mak Eyang Barang, Mak Haji Bengker Buana Sakti, Mak Eyang Cakra Buana, Ibu Dewi Sekarwangi dan Dewi Cahya Sakti," katanya.
Selain dari lima itu, ada yang pokok memiliki sejarah, yakni Raden Surya Kencana yang tak lain adalah cucu dari Prabu Siliwangi.
Di atas gunung ini, terdapat benda-benda yang disebut menjadi barang bukti adanya petilasan para empu termasuk Raden Surya kencana, seperti adanya tumpukan batu menyerupai bantal.
"Makam Mak Eyang Barang, Dewi Sekarwangi dan Ibu Dewi Cahya Sakti sama patilasan Raden Surya kencana berada di atas yang sekarang pos 4. Kemudian makam Mak Haji Bengker Buana Sakti ada di yang sekarang menjadi pos 2," ungkap Abah.
Makam-makam tersebut, lanjut dia menjadi tempat ziarah khususnya masyarakat di Jawa Barat untuk memanjatkan doa.
Seiring perkembangan, Gunung Barang yang lebih dikenal dengan Gunung Parang menjadi tempat wisata sejak 2013.
"Bukan hanya jadi tempat ziarah, tapi jadi tempat wisata," ujar abah yang juga pengelola wisata Gunung Parang jalur buhun.
Selain itu, di sini juga terdapat Goa Belanda yang juga menyimpan sejarah. Berdasarkan masyarakat zaman dulu terdapat cerita beragam soal goa tersebut.
"Ada yang bilang untuk jalur kereta api, untuk bersembunyi, menyimpan harta benda hasil rampokan rakyat pada zaman belanda, ada juga versi lain cari intan dan emas," ujar Abah Wahyu.
(yum/bbn)