.webp)
Wisata alam di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tak melulu yang ada di Lembang maupun tempat lain yang sudah sering disambangi wisatawan. Lebih dari itu, masih banyak tempat tersembunyi dan yang belum dijamah wisatawan.
Salah satunya objek wisata Sanghyang Kenit. Dari namanya mungkin kalah pamor dengan objek wisata Floating Market maupun Farm House di Lembang. Namun jangan salah, objek wisata di sebelah barat Bandung Barat itu juga layak untuk Anda jajal!
Sedikit membahas soal Sanghyang Kenit, penamaannya konon berasal dari kata 'kenit' yang berarti arus yang memutar. Versi lainnya yakni berasal dari nama domba kenit yang memiliki corak sabuk melingkar di badannya. Hewan itu dijadikan sesembahan oleh leluhur adat dan disembelih di area wisata sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemandangan bentangan tebing batu purba yang memiliki pola-pola unik ditunjang dengan aliran air di Sungai Citarum yang ditahan dan dikendalikan oleh Bendungan Saguling ini memiliki pesonanya tersendiri.
Jarak 700 Meter
Wisatawan yang hendak mengunjungi objek wisata ini bisa masuk melalui pintu utamanya yakni Gapura Waduk Saguling, di Cipatat, Bandung Barat. Dari situ, pengunjung hanya perlu mengikuti arahan dari peta di ponsel sampai akhirnya tiba di objek wisata.
Lantas apa saja yang bisa dicoba di Sanghyang Kenit? Salah satu yang paling tersohor dan direkomendasikan yakni wisata susur gua. Pengunjung bisa menyusuri gua yang merupakan aliran sungai bawah tanah. Di dalamnya terdapat stalaktit dan stalagmit.
Sesaat setelah kaki masuk ke mulut gua, perlahan namun pasti suasana gelap menyergap. Pengunjung yang takut gelap mungkin akan sedikit tak nyaman. Namun jangan khawatir, pengelola tentunya membekali diri dengan senter yang amat terang, ditambah di setiap helm yang dikenakan pengunjung juga terdapat head lamp.
 Bentangan tebing batu purba yang memiliki pola-pola ini bisa disaksikan saat susur gua purba di Bandung Barat. (Foto: dok.Pengelola Obwis Sanghyang Kenit) |
Pengunjung bakal menyusuri gua dengan rute yang cukup panjang. Jaraknya sekitar 700 meter.
Sensasi lainnya yaitu saat berjalan di dalam perut bumi ini pengunjung harus menunduk, bahkan jongkok karena ketinggian gua tak sama di setiap sisi. Selain itu, bakal basah-basahan, mengingat menyusuri aliran sungai dengan kedalaman berbeda pula.
"Untuk open trip per orangnya Rp 150 ribu dengan minimal peserta 10 orang. Lumayan ramai juga peminatnya," ujar pengelola objek wisata Sanghyang Kenit, Doddy Aang Satibi, kepada detikcom.
Perjalanan menyusuri gua akan memakan waktu sekitar 45 menit sampai 1 jam. Waktu tersebut bakal terasa kurang lantaran keindahan dan keseruan sepanjang perjalanan susur gua.
Bila air sedang tinggi wisatawan bisa melakukan tubing dari pintu keluar gua tepatnya di Sanghyang Tikoro menuju titik awal Sanghyang Kenit. "Biasanya pengunjung yang mau susur gua booking dulu, baru Sabtu atau Minggu langsung datang," kata Doddy.
Diincar Wisatawan Bandung Raya
Doddy mengatakan pengunjung yang datang ke Sanghyang Kenit kebanyakan masih wisatawan Bandung Raya. Sementara untuk wisatawan luar daerah belum begitu banyak lantaran kurangnya promosi.
"Masih dari Bandung Raya yang paling banyak. Mungkin ke depannya kita berharap juga wisatawan dari luar daerah banyak yang datang, kita perlu promosi juga sebetulnya," tutur Doddy.
Di tengah pandemi juga pihaknya melakukan sejumlah penataan kawasan agar wisatawan yang datang merasa lebih nyaman. Seperti warung-warung yang posisinya lebih teratur, area parkir, dan fasilitas penunjang lainnya.
"Lumayan, ada penataan kawasan juga, sedikit demi sedikit saja. Untuk pengunjung yang datang kita wajibkan menerapkan protokol kesehatan ketat," kata Doddy.
(bbn/yum)
