Persib Sambut Positif Wacana Satu Kecamatan Satu Lapangan di Jabar

Persib Sambut Positif Wacana Satu Kecamatan Satu Lapangan di Jabar

Bima Bagaskara - detikJabar
Selasa, 25 Nov 2025 13:30 WIB
Ilustrasi sepakbola
Ilustrasi lapangan sepak bola. (Foto: Pixabay/phillipkofler)
Bandung -

Persib Bandung menyambut positif wacana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berencana menghadirkan satu lapangan sepak bola berkualitas di setiap kecamatan.

Bagi Persib, langkah ini bukan hanya baik bagi pembangunan olahraga daerah, tetapi juga membuka peluang lahirnya lebih banyak talenta muda yang bisa menjadi tulang punggung sepak bola Jawa Barat di masa depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Adhitia Putra Herawan menyebut gagasan tersebut sangat sejalan dengan kebutuhan pembinaan usia dini.

"Arahan yang bagus ya karena pada dasarnya kalau kita bicara satu kecamatan satu lapangan lebih ke pembinaan usia muda dan semakin banyak pemain berkualitas yang muncul di Jabar pada akhirnya akan menguntungkan Persib, karena Persib butuh bibit terbaik dari bawah," ujarnya, Selasa (25/11/2025).

ADVERTISEMENT

Adhitia menjelaskan bahwa peta jalan Persib dalam lima tahun ke depan memang berfokus pada penguatan pembinaan pemain muda.

"Jadi sejalan dengan roadmap-nya Persib lima tahun ke depan memulai fokus ke pembinaan usia muda. Makanya EPA kita perbaiki, akademi kita perbaiki dan segala macam. Itu salah satu cara kita untuk improve pembinaan usia muda," terangnya.

Meski menyambut positif, Persib menilai wacana tersebut perlu dikembangkan dengan diskusi teknis yang lebih mendalam. Karena itu, ia berharap ke depan ada tindak lanjut dari wacana yang disampaikan Dedi Mulyadi itu.

"Yang pasti mesti duduk bareng dulu karena kalau bicara wacana satu kecamatan satu lapangan itu baru wacana atas. Kita mesti turun dulu ke bawah kebutuhannya apa," jelas Adhitia.

Ia mengungkapkan bahwa dari pengalaman berkeliling ke sejumlah daerah, banyak lapangan yang sebenarnya sudah memadai. Namun menurutnya, persoalan terbesar pembinaan pemain usia muda bukan hanya soal fasilitas.

"Sebetulnya problemnya bukan cuma lapangan dan infrastruktur aja, tapi lebih ke mindset, ke cara pikir gimana cara membina usia muda," tegasnya.

Ia juga menyoroti perlunya standar pembinaan yang seragam di seluruh Jawa Barat. Sebab menurut dia, saat ini tidak ada kurikulum khusus sepak bola yang diterapkan di Jabar untuk pembinaan usia muda.

"Kita juga nggak punya kurikulum yang standar di Jabar. Kita juga nggak punya filosofi yang sama, jadi di klub kabupaten ini mainnya begini, kabupaten ini begini, jadi ketika ke atasnya juga banyak yang berbeda. Mungkin itu yang harus dibenahi," pungkasnya.

(bba/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads