Sepakbola Bikin Perang Antargeng di Negara Ini Mereda

Soccer Update

Sepakbola Bikin Perang Antargeng di Negara Ini Mereda

Afif Farhan - detikJabar
Sabtu, 22 Nov 2025 04:30 WIB
Fans react after Haitis win over Nicaragua during a qualifier for the 2026 World Cup, in Port-au-Prince, Haiti, November 18, 2025. REUTERS/Egeder Pq Fildor
Penantian 52 Tahun, Euforia Warga Haiti Pecah Usai Lolos ke Piala Dunia. (Foto: REUTERS/Egeder Pq Fildor)
Jakarta -

Haiti mencatat sejarah baru dengan memastikan tempat di Piala Dunia 2026. Untuk pertama kalinya dalam lebih dari setengah abad, negara di kawasan Karibia itu kembali tampil di panggung sepak bola terbesar dunia. Kelolosan tersebut juga membawa dampak sosial yang tak terduga: pesta rakyat yang membuat konflik antargeng di ibu kota mereda untuk sementara.

Haiti memastikan tiket setelah memuncaki Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona CONCACAF. Dari enam laga, sebagaimana dilansir dari detikSport, mereka mengumpulkan 11 poin, unggul atas Honduras yang mengoleksi sembilan poin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Piala Dunia 2026 akan menjadi penampilan kedua Haiti setelah debutnya pada 1974 di Jerman Barat. Tak mengherankan, momen bersejarah ini langsung disambut suka cita oleh masyarakat yang selama bertahun-tahun hidup dalam tekanan kekerasan dan jam malam.

"Saya seharusnya tidak berada di jalan pada jam segini, tetapi karena ini untuk Haiti, saya tetap melakukannya," ujar seorang warga, Widenie Bruno, dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

Di pusat Port-au-Prince, massa tumpah ruah merayakan keberhasilan tim nasional mereka. Biasanya, aktivitas malam kerap dibatasi akibat perang antargeng yang telah berlangsung selama lima tahun terakhir. Namun, semalam itu keadaan berbeda: pesta merayap hingga ke sudut-sudut kota yang biasanya mencekam.

Salah satu figur paling kontroversial di ibu kota, Jimmy 'Barbecue' Cherisier, pemimpin koalisi geng Viv Ansanm, bahkan terlihat berpesta bersama warga di lingkungannya. Padahal, tiga hari sebelumnya ia sempat memperingatkan masyarakat agar tetap berada di rumah karena berencana menyerang kantor polisi.

Beberapa kelompok geng lainnya yang menguasai sekitar 90 persen wilayah Port-au-Prince turut merayakan kelolosan tersebut. Ironisnya, kelompok-kelompok inilah yang selama ini bertanggung jawab atas maraknya pencurian, pemerkosaan, serta penjarahan, sebuah situasi yang oleh PBB disebut sebagai 'krisis kemanusiaan'.

Meski demikian, ada catatan pahit di tengah kegembiraan. Para pendukung Haiti dipastikan tidak dapat menghadiri Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat karena adanya larangan masuk bagi warga Haiti yang diberlakukan pemerintahan Presiden Donald Trump. Warga hanya bisa berharap masa damai sementara ini dapat bertahan hingga turnamen berlangsung agar mereka dapat menonton dan mendukung tim kebanggaan bersama tanpa rasa takut.


Artikel ini sudah tayang di detikSport




(aff/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads