Kisah Dua "Profesor" di Persib Bandung, Terbaru Ada Thom Haye

Kisah Dua "Profesor" di Persib Bandung, Terbaru Ada Thom Haye

Yudha Maulana - detikJabar
Kamis, 28 Agu 2025 08:00 WIB
Logo Persib Bandung.
Logo Persib Bandung. (Foto: Ilustrasi menggunakan ChatGPT)
Jakarta -

Dalam kancah sepak bola, julukan "Profesor" biasanya diberikan kepada mereka yang punya pemahaman taktis di atas rata-rata. Julukan ini tak hanya sebatas kemampuan fisik, tetapi juga kecerdasan dalam membaca alur permainan, mengatur tempo, dan mengambil keputusan krusial di lapangan.

Di Persib Bandung, julukan terhormat ini pernah melekat pada dua nama yang berasal dari dua generasi yang berbeda. Siapa saja mereka ?

Thom Haye yang Kini Berseragam Persib Bandung

Julukan "The Professor" untuk Thom Haye bukanlah sekadar isapan jempol. Sejak bergabung dengan Timnas Indonesia kemampuan Thom dalam mengontrol lini tengah langsung mencuri perhatian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari CNN Indonesia, Thom menyebut julukan itu didapatkannya di klub sepakbola yang diperkuatnya di Belanda, NAC Breda (2020-2022).

"Mereka memberikut julukan ini," ujar Thom sepeti dikutip dari akun YouTube Indosat Ooredo Hutchison.

ADVERTISEMENT

"Jadi itu terbawa sangat cepat, sehingga semua orang sekarang memanggil saya seperti itu. Saya tidak keberatan," tutur Thom.

Lahir di Amsterdam pada 9 Februari 1995, Haye memiliki DNA sepak bola Belanda yang kental, dibuktikan dari rekam jejaknya di klub-klub Eredivisie seperti AZ Alkmaar, Willem II, hingga SC Heerenveen.

Thom Haye adalah tipikal gelandang jangkar atau defensive midfielder yang ideal. Dengan tinggi 187 cm, ia bukan hanya kuat dalam duel udara, tetapi juga punya visi bermain yang luar biasa. Statistiknya menunjukkan betapa efektifnya peran Haye. Selama kariernya, ia tercatat memiliki rata-rata operan sukses di atas 85% per pertandingan.

Thom Haye dan Federico Barba jadi bagian anyar Persib Bandung.Thom Haye jadi bagian anyar Persib Bandung. Foto: Dok. Persib Bandung

Angka ini jauh di atas rata-rata gelandang kebanyakan. Ia juga dikenal dengan umpan akuratnya, baik jarak pendek maupun jauh, yang seringkali menjadi awal dari serangan berbahaya. Kemampuan ini didukung oleh kecerdasan posisi dan antisipasi yang membuatnya jarang kehilangan bola.

Perekrutan Thom Haye menjadi salah satu langkah strategis Persib dalam menghadapi Super League 2025/2026. Pelatih kepala, Bojan Hodak, secara langsung merekomendasikan Haye setelah mengamati penampilannya bersama Timnas Indonesia.

Kehadiran Thom Haye diharapkan bisa menjadi jembatan antara lini belakang dan depan, mengatur ritme permainan, serta memberi stabilitas di lini tengah yang krusial bagi ambisi Persib meraih 'hattrick' juara.

Miljan Radovic: Profesor yang Terjungkal

Jauh sebelum Thom Haye, nama Miljan Radovic lebih dulu akrab di telinga Bobotoh sebagai "The Professor." Pria kelahiran Nikšić,
Montenegro, 18 Oktober 1975 ini, pertama kali datang ke Persib sebagai pemain pada tahun 2011. Sebagai gelandang serang, Radovic memukau publik dengan eksekusi bola mati yang akurat dan umpan-umpan terobosan yang mematikan.

Selama satu setengah musim bermain untuk Persib, Radovic mencatatkan statistik impresif, yakni 11 gol dan 18 assist dari 32 penampilannya di musim 2011/2012. Angka ini membuktikan perannya sebagai motor serangan tim. Ia tidak hanya piawai mencetak gol, tetapi juga sering menjadi otak di balik gol-gol yang diciptakan rekan setimnya.

Radovic adalah tipikal gelandang serang yang bisa bermain di belakang striker, menghubungkan lini tengah dengan lini depan. Pengalaman Radovic sebagai pemain yang dijuluki "Profesor" ini kemudian membawanya kembali ke Persib, namun kali ini sebagai pelatih.

Pada akhir 2018, manajemen Persib menunjuk Miljan Radovic sebagai direktur teknik, sebelum akhirnya naik jabatan menjadi pelatih kepala. Penunjukan ini disambut baik oleh sebagian besar Bobotoh karena ikatan emosional yang kuat. Namun, perjalanannya sebagai pelatih tak semulus saat ia menjadi pemain.

Pelatih Persib Bandung, Miljan Radovic.Pelatih Persib Bandung, Miljan Radovic. Foto: Mukhlis Dinilah/Detikcom

Radovic hanya menukangi Persib selama sekitar empat bulan. Di bawah kepemimpinannya, Maung Bandung memang berhasil melaju ke perempat final Piala Indonesia. Sayangnya, kegagalan di Piala Presiden dan alasan pribadi membuat Radovic mengakhiri kontrak lebih cepat. Ada sikap dari suporter yang membuatnya sangat kecewa.

Kendati demikian, Radovic mengaku empat bulan membesut Maung Bandung menjadi pengalaman berkesan baginya. Ia yakin skuat saat ini akan berprestasi kelak. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya atas sambutan selama empat bulan terakhir. Dia tetap mendukung Persib di luar lapangan.

"Miljan juga ambil keputusan, dia mohon maaf karena datang baik-baik dan untuk kebaikan tim dan diri sendiri, dia mengambil langkah setelah berunding dengan manajemen akhirnya dia berhenti," ujar Manajer Persib, Umuh Muchtar.

Di bawah asuhan Radovic, Persib lolos ke perempatfinal Piala Indonesia. Tapi, Radovic gagal di Piala Presiden. Persib kemudian menggantinya dengan mantan pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts yang berpaspor Belanda.

Halaman 2 dari 2
(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads