Respons Manajemen Persib soal Keluhan Penukaran Tiket

Respons Manajemen Persib soal Keluhan Penukaran Tiket

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 20 Agu 2025 12:34 WIB
Bobotoh saat menukarkan tiket pertandingan Persib.
Bobotoh saat menukarkan tiket pertandingan Persib. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Keluhan bobotoh terkait mekanisme penukaran tiket pertandingan kandang Persib Bandung mendapat respons dari manajemen klub. Manajemen menyebut, mekanisme penukaran tiket ini merupakan permintaan dari pihak pengamanan.

Selama ini diketahui, suporter Persib harus menukarkan e-ticket yang dibeli secara online menjadi tiket fisik berupa gelang di sejumlah lokasi penukaran yang jaraknya cukup jauh dari Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

"Pada dasarnya dari manajemen juga inginnya tidak pernah ada penukaran tiket. Tapi yang mesti dipahami oleh bobotoh, penukaran tiket ini sebenarnya untuk keamanan. Sehingga kebutuhan dan permintaannya datang dari pihak pengamanan, bukan dari kami," Deputy CEO PT PBB Adhitia Putra Herawan, Rabu (20/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adhitia mengatakan bobotoh harus memahami konsekuensi jika keamanan di stadion terjamin, secara otomatis akan bertolak belakang dengan kondisi kenyamanan yang 'menjadi' berkurang.

"Semakin aman, pasti semakin tidak nyaman. Nah, sekarang manajemen sedang berpikir untuk mencari jalan tengah bagaimana supaya tetap aman, tapi juga nyaman, termasuk terkait penukaran tiket," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Adhitia, setiap rapat dengan pihak keamanan, manajemen selalu membahas opsi untuk menghapus penukaran tiket. Jika belum memungkinkan, manajemen terus berusaha agar lokasi penukaran bisa lebih dekat dengan stadion.

"Sekarang yang sedang kami dorong adalah mencoba penukaran tanpa tiket di beberapa tribun dulu. Salah satunya di tribun barat. Kenapa tribun barat? Karena jumlah kursinya paling sedikit. Jadi mekanismenya bertahap. Kalau ada apa-apa, di tribun barat paling mudah dimitigasi," ungkapnya.

Soal kekhawatiran bobotoh, Adhitia menegaskan bahwa penukaran tiket adalah bentuk antisipasi dari skenario terburuk. Meski begitu, ia juga menilai masa depan penonton di stadion tetap mengarah pada sistem digital penuh.

"Kalau bicara soal pengamanan kita harus menggunakan pikiran paling liar. Bisa saja ada orang memanfaatkan celah, datang ke gate tanpa tiket, membawa ratusan orang, akhirnya terjadi kepanikan, diizinkan masuk, lalu rusuh. Hal-hal seperti ini yang harus diantisipasi," tegasnya.

"Kalau memang benar-benar ingin tidak ada penukaran tiket, berarti mekanismenya jelas, orang beli tiket, langsung tunjukkan e-ticket di handphone, discan, dan bisa langsung masuk kalau valid," lanjutnya.

Teknologi Face Recognition

Lebih lanjut, Adhitia juga berbicara soal peluang penggunaan teknologi face recognition atau pengenalan wajah. Menurut dia, penerapan teknologi itu masih sulit diwujudkan dalam waktu dekat.

"Secara teknis sangat mungkin. Tapi membangun face recognition itu harus mengelilingi satu gate. Satu gerbang GBLA itu panjangnya 1,2 kilometer. Bisa dibayangkan berapa banyak yang harus disiapkan. Jadi kami memang mau ke arah sana, tapi step by step. Kalau musim ini diterapkan, rasanya terlalu over confident," jelasnya.

Uji Coba Tanpa Tiket

Dengan munculnya banyak keluhan soal penukaran tiket, Adhitia menuturkan manajemen berencana menguji coba sistem tanpa penukaran tiket. Uji coba ini kemungkinan akan mulai dari laga terdekat melawan Borneo FC pada 31 Agustus mendatang.

"Harapan kami, mulai musim ini kami sudah bisa tanpa penukaran e-ticket. Di pertandingan terdekat melawan Borneo, kami mau coba di tribun barat tanpa penukaran. Kalau aman, nanti bertahap ke tribun timur, utara, dan selatan. Prinsipnya trial and error," terang Adhitia.

Ia menegaskan, kunci keberhasilan sistem tanpa penukaran tiket ada pada kedewasaan suporter. "Kalau Bobotoh sudah siap secara kedewasaan, sebenarnya tanpa face recognition pun bisa," pungkasnya.

(bba/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads