Masalah Bertubi-tubi Manchester City

Masalah Bertubi-tubi Manchester City

Rifqi Ardita Widianto - detikJabar
Jumat, 28 Feb 2025 18:00 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - JANUARY 14:  A corner flag with the Manchester City logo is seen inside the stadium prior to the Premier League match between Manchester City and Wolverhampton Wanderers at Etihad Stadium on January 14, 2019 in Manchester, United Kingdom.  (Photo by Michael Regan/Getty Images)
Manchester City (Foto: Getty Images/Michael Regan)
Jakarta -

Manchester City menghadapi persoalan baru. Mereka dilaporkan Presiden LaLiga Javier Tebas ke Komisi Eropa. Ada apa?

Laporan tersebut berkaitan dugaan pelanggaran atas perusahaan penyokong klub bermarkas di Etihad Stadium itu. Melansir detikSport, Tebas menuding Man City dipelihara oleh struktur yang mengakali aturan-aturan.

Sehingga, disinyalir Man City dianggap diuntungkan secara kompetitif baik di level domestik maupun Eropa. Sehingga, bos LaLiga itu menuding Man City melanggar aturan kepemilikan negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"City punya banyak perusahaan di dalam grupnya, yang berada di luar struktur City Football Group, perusahaan-perusahaan ekstra untuk meletakkan pengeluaran-pengeluaran mereka," ujar Tebas dikutip BBC.

"Perusahaan-perusahaan itu kehilangan uang, tapi tidak dengan klubnya. Kami sudah melaporkan Manchester City ke UE (Uni Eropa). Kami punya fakta-fakta dan data-datanya," katanya menambahkan.

ADVERTISEMENT

Tebas menegaskan The Citizens perlu diperiksa. Hal ini guna transparansi aturan dan tata kelola di olahraga.

"Kami minta agar City diperiksa. Sangat penting untuk semua klub menjadi subyek atas transparansi aturan dan tata kelola yang sama, baik di sisi olahraga maupun finansial," tuturnya.

"Kasus City itu, kami meyakini mereka telah menempatkan kerugian-kerugiannya ke perusahaan-perusahaan yang tidak secara resmi bagian dari City Football Group," imbuhnya.

Persoalan ini menambah panjang masalah yang dihadapi Man City. Sebelumnya, Man City dihadapkan pelanggaran 115 aturan keuangan.

Kasus tersebut saat ini tinggal menunggu hasil sidang. Ancaman pengurangan poin besar-besaran hingga degradasi menghantui.


Artikel ini sudah tayang di detikSport




(rqi/dir)


Hide Ads