Realitas Pahit di Manchester United

Realitas Pahit di Manchester United

Tim detikSport - detikJabar
Kamis, 02 Jan 2025 11:00 WIB
WOLVERHAMPTON, ENGLAND - DECEMBER 26:  Manchester United manager Ruben Amorim reacts during the Premier League match between Wolverhampton Wanderers FC and Manchester United FC at Molineux on December 26, 2024 in Wolverhampton, England. (Photo by Marc Atkins/Getty Images)
Ruben Amorim (Foto: Getty Images/Marc Atkins)
Manchester -

Manchester United sedang berada dalam periode sulit yang tak kunjung membaik. Tim berjuluk 'Setan Merah' tersebut mencatatkan empat kekalahan beruntun di semua ajang, termasuk lima kekalahan dari enam pertandingan terakhir di Premier League. Kondisi ini membuat MU terjerembab ke posisi 14 klasemen Liga Inggris, hanya terpaut tujuh poin dari zona degradasi.

Awal 2025 tak menjanjikan perbaikan mudah, karena mereka harus menghadapi dua laga berat, bertandang ke markas Liverpool di Liga Inggris dan menghadapi Arsenal di Piala FA. Kekalahan di dua laga tersebut diprediksi akan semakin memperburuk atmosfer di dalam tim, yang saat ini sudah kehilangan momentum.

Dilansir detikSport, Rio Ferdinand, mantan bek MU, mengungkapkan salah satu penyebab di balik buruknya performa MU di bawah Ruben Amorim. Menurut Ferdinand, minimnya waktu pelatih asal Portugal tersebut untuk melatih skuad secara penuh menjadi salah satu akar masalah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amorim mengaku baru empat kali bisa berlatih dengan skuad penuh. Di saat yang sama, ia mulai mendapatkan data lebih banyak pemain-pemain yang kesulitan memainkan ide Amorim.

"Dia sudah menekankan dalam komentarnya setelah laga, bahwa dia baru punya empat sesi latihan dengan tim dalam enam pekan. Dan ketika Anda mencari apa saja alasan kenapa banyak masalah dengan tim dan dengan hasil-hasil sejauh ini, saya rasa itu punya peranan besar," kata Ferdinand dilansir Football365.

ADVERTISEMENT

"Manajer manapun akan memberi tahu bahwa Anda butuh waktu di latihan, kalau ingin menerapkan filosofinya ke permainan, mereka mau membangun kepercayaan diri di tim, mereka ingin memastikan pemicu-pemicu permainannya dilakukan di waktu yang tepat. Maka mereka butuh waktu di lapangan."

"Dia belum mendapatkannya, jadi ada kombinasi masalah. Saya rasa ketidakmampuan untuk melatih sebuah tim di tempat latihan berkontribusi ke hasil-hasil buruk."

"Saya rasa profil pemain-pemain di sana juga tidak cocok dengan yang ingin dia lakukan, dan dia mengetahuinya dengan cara brutal. Salah satu alasannya adalah karena dia belum cukup berlatih dengan orang-orang ini," imbuhnya.

Artikel ini telah tayang di detikSport. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)


Hide Ads