Persib Bandung mungkin bersinar terang di kancah Liga 1. Namun ketika melangkah ke kompetisi Asia, sinarnya seolah meredup. Di saat klub berjuluk Maung Bandung ini mampu merajai panggung domestik, performa mereka di ajang internasional justru jauh dari harapan.
Apa yang salah dengan Persib? Mengapa kejayaan di negeri sendiri tak mampu mereka bawa ke pentas yang lebih besar?
Di kompetisi Liga 1 2024/2025, Persib terus melanjutkan tren positif. Hingga pekan kedelapan, pasukan Bojan Hodak belum terkalahkan. Persib mengemas 16 poin hasil dari empat kali menang dan empat kali imbang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbaru, Persib mengalahkan pemuncak klasemen sementara, Persebaya Surabaya. Dalam pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jumat (18/10), Persib menang 2-0. Hasil itu membuat Persib menempel ketat Persebaya dari peringkat kedua.
Sayang, catatan positif di kompetisi domestik itu tidak menjadikan Persib mampu bersaing di kompetisi AFC Champions League (ACL) Two. Persib selalu kalah dari dua pertandingan yang sudah dilakoni.
Di pertandingan pertama melawan Port FC (Thailand) pada 19 September lalu, Maung Bandung takluk 0-1. Padahal di pertandingan itu, Persib bermain sebagai tuan rumah dan didukung penuh Bobotoh.
Kemudian di pertandingan kedua, Persib kembali menelan kekalahan. Kali ini, kekalahan didapat saat menantang tuan rumah Zhejiang FC (Cina) di Stadion Yellow Dragon Sports Center pada 3 Oktober lalu.
Dua kekalahan itu membuat Persib terbenam di dasar klasemen Grup F ACL Two dengan 0 poin. Persib selanjutnya akan menjamu Lion City Sailors (Singapura) di Stadion Si Jalak Harupat pada 24 Oktober mendatang.
Salah satu faktor yang membuat Persib tidak banyak berkutik di kompetisi ACL ditengarai karena cederanya penyerang andalannya, David da Silva serta belum kompaknya para pemain baru di skuad mereka.
David diketahui sudah lama menepi karena cedera. Absennya penyerang 34 tahun itu membuat Persib kehilangan daya gedor di lini depan. Keberadaan penyerang lain seperti Dimas Drajad, Mailson Lima dan Ciro belum cukup untuk mendongkrak produktivitas gol Maung Bandung.
Musim lalu, David jadi aktor utama bagi Persib saat meraih gelar juara Liga 1 2023/2024 dengan menorehkan 30 gol dan menjadikannya top skor di akhir musim.
Masalah lainnya, pelatih Bojan Hodak seperti belum menemukan komposisi terbaik musim ini. Rotasi demi rotasi terus dilakukan Bojan selain untuk mengatasi padatnya jadwal pertandingan.
(bba/sud)