Shin Tae-yong resmi mengumumkan 27 pemain Timnas Indonesia untuk menjalani Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Bahrain dan China. Dari 27 nama tersebut, hanya ada seorang pemain Persib Bandung yang dipanggil untuk memperkuat skuad Garuda.
Padahal sebelumnya, sejumlah pemain Persib kerap menjadi langganan untuk memperkuat Timnas Indonesia. Sebut saja Rachmat Irianto yang saat itu pernah jadi andalan Shin Tae-yong di lini tengah Skuad Garuda, hingga Febri Hariyadi serta Rezaldi Hehanussa ketika timnas masih dibesut pelatih Luis Milla.
Tapi kini, nama-nama pemain Persib itu seolah tak terlihat lagi tajinya. Bahkan, Dimas Drajad saja belum mencatatkan menit bermain dalam dua pertandingan Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Arab Saudi dan Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Legenda Persib Bandung era 90-an, Robby Darwis, punya pandangannya mengenai hal ini. Menurutnya, kondisi itu terjadi karena memang ketatnya persaingan di Timnas Indonesia yang saat ini banyak dihuni pemain keturunan atau diaspora.
"Menurut saya memang ini tergantung pelatih, jadi persaingannya juga makin ketat. Ditambah pemain naturalisasi itu sudah banyak banget nih yang lebih bagus, itu yang akhirnya bikin pemain-pemain Persib kalah bersaing," katanya saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (3/10/2024).
Robby Darwis sejatinya mendukung perkembangan Timnas Indonesia yang saat ini mulai diperhitungkan dunia. Tapi, ia punya saran agar pemain-pemain yang berkarier di Liga 1 bisa memberikan performa terbaiknya untuk negara.
Salah satunya, Robby Darwis berkaca kepada pengalamannya dulu yang pernah merasakan caps di Timnas Indonesia. Saat itu kata dia, seleksi timnas dibuka dengan begitu luas dan pemainnya dibagi menjadi beberapa tim seperti tim merah, putih dan hijau.
"Karena yang saya harapkan itu pemain lokal yang berkompetisi di Liga 1 atau Liga 2, yang berpotensi untuk ke depannya bagus untuk timnas, diharapkan bisa dipanggil untuk seleksi dulu. Siapa yang punya kualitas, baru kita cari yang terbaik. Karena enggak mungkin enggak ada," ungkapnya.
"(Sistemnya) Seleksi terbuka. Keputusan memang ada di head coach, tapi kalau dulu ada tim merah, tim putih, tim hijau, itu cari yang terbaik. Baru kemudian ada seleksi secara terbuka yang sehat, bisa tahu kelebihan kekurangan pemain seperti apa. Jadi ada kesempatan dulu untuk pemain menunjukkan performanya. Supaya atmosfer persaingannya terbuka," tambahnya.
Terlepas dari kondisi yang ada, Robby Darwis tetap berharap semua pihak memberikan dukungan bagi Timnas Indonesia. Bagi pemain di kompetisi lokal, dia juga berharap agar mereka bisa meningkatkan performanya demi kebanggaan untuk membela panji Garuda.
"Tapi terlepas apapun itu, Timnas harus kita dukung terus. Karena mau itu pemain naturalisasi, pemain lokal, semuanya pasti ingin memperbaiki kualitas sepakbola kita. Dan buat pemain lokal, harus punya motivasi yang tinggi supaya mereka bisa dipanggil ke Timnas Indonesia," pungkasnya.
(ral/sud)