Kemenangan Persib Bandung melawan Persija Jakarta ternyata menimbulkan noda. Kericuhan terjadi setelah pertandingan tatkala bobotoh mengamuk masuk ke lapangan dan menyerang petugas keamanan atau steward di sana.
Kericuhan ini secara teknis jelas membawa kerugian bagi Persib Bandung. Selain terancam sanksi dari Komisi Disiplin PSSI, timbul korban jiwa akibat menjadi sasaran amukan massa.
Dalam catatan detikJabar, 8 steward dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami luka tindakan penganiayaan. Hingga Selasa (24/9/2024) siang, 7 orang di antaranya sudah dipulangkan dan seorang lainnya harus dirawat intensif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya semuanya ada delapan orang. Tujuh orang sudah pulang, satu dirawat. Yang dirawat itu cedera kepala ringan dan yang tujuh hanya lecet-lecet, ada yang luka tapi kategori ringan," kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Otista Soreang Irvan Agusta saat itu.
Selain korban, fasilitas di Stadion Si Jalak Harupat juga dilaporkan mengalami kerusakan. Kursi stadion hingga papan LED di pinggir lapangan tak luput kerusakan karena kericuhan yang terjadi.
"Nanti kerusakan berapa, yang jelas ada beberapa, kaya kursi berapa yang dilempar, lah kurang lebih seperti itu. Mungkin ada juga LED yang dijatuhkan, tapi kayaknya nanti kita cek rusaknya parah atau tidak," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Bandung Erwin Rinaldi.
Sementara itu, kelompok suporter Persib mendesak manajemen untuk membuka ruang komunikasi usai insiden ini. Mereka sepakat kericuhan yang terjadi merupakan akumulasi kekecewaan dari para bobotoh atas sikap manajemen yang kurang mendengarkan masukan para suporter.
"Harus dibuka mediasi antara manajemen dan suporter, karena manajemen tidak bisa berdiri sendiri tanpa bobotoh, harus menerima masukan. Intinya kita semua harus duduk bareng, jangan menutup diri, dan manajemen harus menerima masukan," tegas Ketua Umum Bomber Dian Purnama.
"Kalau tidak disikapi, saya khawatir akan terulang kembali. Harus ada kebijakan, supaya semuanya dilibatkan. Kasihan kan akhirnya mereka yang tidak berdosa, bekerja demi anak istri, malah jadi korbannya. Jadi saya minta ini jadi peristiwa terakhir, kita semua harus duduk bareng ke depannya harus gimana," tuturnya.
Viking Persib Club (VPC) juga turut bersuara. Humas VPC Hendri Ibro turut mengecam segala tindakan kekerasan apapun yang terjadi saat pertandingan. Tapi menurutnya, ada masalah yang saat ini wajib diselesaikan PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) selaku pengelola klub.
"Intinya, segala tindakan kekerasan apapun itu tidak bisa dibenarkan. Tetapi, kalau komunikasi antara suporter dengan PT-nya terus-terusan tidak berjalan mulus, ya bukan tidak mungkin kejadian seperti ini akan terulang," katanya.
Di kubu manajemen, Persib jelas mengecam tindakan dugaan pemukulan yang terjadi. Manajemen Persib pun mendukung supaya polisi ikut mengusut insiden ini supaya mendapat hukuman yang setimpal.
"Persib tidak dapat mentoleransi dan mengecam keras oknum-oknum penonton yang melakukan pemukulan dan main hakim sendiri terhadap steward-steward yang sedang bertugas. Karena itu, Persib mendukung aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas kejadian malam ini dan menindak tegas para pelaku sesuai dengan hukum yang berlaku," tulis keterangan resmi Persib.
Persib ikut meminta maaf kepada para bobotoh atas kericuhan yang terjadi. Menutup pernyataannya, manajemen memastikan insiden tersebut tidak akan lagi terulang di masa mendatang.
"Atas kejadian ini, Persib dan panitia pertandingan meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para bobotoh yang sudah tertib atas gangguan keamanan yang menodai hasil pertandingan malam hari ini. Persib juga meminta maaf kepada PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) atas kejadian tersebut," katanya.
"Persib selalu berkomitmen menciptakan atmosfer sepakbola yang aman dan nyaman, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan. Oknum-oknum yang tidak mendukung hal ini dipastikan tidak akan dapat lagi membeli tiket untuk menonton pertandingan-pertandingan Persib secara langsung di stadion di masa datang," pungkasnya.
(ral/sud)