Legenda sepakbola dunia Franz Beckenbauer tutup usia pada Minggu (7/1/2024). Legenda asal Jerman yang dijuluki Sang Kaisar ini meninggal pada usia 78 tahun. Federasi Sepakbola Jerman (DFB) menyampaikan ucapan duka cita atas wafatnya Franz Beckenbauer.
"Meninggalnya Franz Beckenbauer menjadi titik balik. Kami melihat atas jejak hidupnya yang dipenuhi respek dan penghormatan luar biasa. Kami kehilangan pesepakbola unik dan sosok yang dicintai. Der Kaiser adalah salah satu pemain terbaik yang pernah dilihat olahraga kami," kata Presiden DFB, Bernd Neuendorfm
Baca juga: Bad Boy Bandung dari Chile |
Franz Beckenbauer merupakan salah satu legenda terbesar dalam sepakbola Jerman. Dia berhasil mempersembahkan trofi Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974 buat Jerman (dulu masih bernama Jerman Barat).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga sukses menyabet Ballon d'Or dua kali pada 1972 dan 1976. Beckenbauer tak hanya sukses jadi pemain, tapi juga pelatih. Sosok kelahiran 11 September 1945 ini berhasil membesut Timnas Jerman juara Piala Dunia 1990.
Bicara nama Franz Beckenbauer, pencinta sepakbola Tanah Air mungkin ingat dengan salah satu nama legenda lokal, yakni Risnandar Soendoro. Pria kelahiran Bandung 31 Januari 1948 ini punya julukan Franz Beckenbauer Indonesia.
![]() |
Dilansir dari berbagai sumber, Risnandar merupakan pemain yang membela Persib Bandung pada periode 1968-1978. Di klub berjuluk Maung Bandung inilah, nama Risnandar Soendoro menjelma sebagai pemain top bagi sepakbola nasional kala itu.
Sama dengan Beckenbauer, Risnandar juga berposisi sebagai pemain bertahan. Ketangguhannya menghalau bola dan menutup pergerakan lawan kala itu membuat Risnandar dijuluki sebagai Sang Kaisar Indonesia.
Julukan Beckenbauer Indonesia disematkan oleh pelatih Timnas Indonesia Pra Olimpiade kala itu, Wiel Coerver. Dia menyebut kemampuan Risnandar identik dengan gaya bermain Beckenbauer saat menjuarai Piala Dunia 1974.
Kariernya sebagai pemain dibilang cukup moncer. Risnandar didapuk sebagai pemain terbaik Kejurnas PSSI 1973. Dia juga mengantar Persib meraih runner up pada Piala Siliwangi II 1978.
Bukan cuma sebagai pemain, Risnandar juga sempat menjadi pelatih Persib. Dia berhasil membawa Persib naik ke kasta Divisi Utama pada 1983. Pada 1995/1996 dan 2006, Risnandar juga ditunjuk menukangi Persib. Tapi kariernya sebagai pelatih di tahun terkahir tak berjalan mulus.
Baca juga: Gol Dahsyat di Si Jalak Harupat |
Risnandar merupakan pemain yang berasal dari klan Soendoro di Persib. Pemain lain dari klan ini adalah Soenarto (1950 hingga 1960-an), Soenaryono (1960-an), dan terakhir Giantoro (1970 hingga 1980a-n).
Selepas menjadi pelatih, Risnandar aktif sebagai pembina di SSB UNI Bandung yang merupakan tim internal Persib. Dia juga sempat aktif di kepengurusan PSSI Kota Bandung sebelum tutup usia pada 3 Maret 2016.
(orb/orb)