Nama Luka Jovic sempat digadang-gadang sebagai calon penyerang hebat masa depan saat membela Eintracht Frankfurt. Namun, kariernya anjlok usai gabung Real Madrid pada 2019 lalu.
Dilansir detikSport, Jovic begitu menyesali keputusannya terlalu cepat pindah ke Real Madrid. Dia mengaku tak sanggup menghadapi tekanan klub sebesar El Real. Ia membuat kesalahan karena terlalu cepat berpindah ke klub sebesar Madrid. Ia pindah ke Madrid kala baru berusia 21 tahun.
Jovic merasa dirinya masih terlalu muda untuk mengemban sorotan dan tekanan seperti di Madrid. Ia juga sulit beradaptasi di Madrid karena sempat cedera dan terkena COVID.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jovic cuma mampu bikin tiga gol dari 51 penampilan dengan Madrid dari 2019 hingga 2022. Padahal, ekspektasi besar mengiringinya saat merapat ke Santiago Bernabeu.
Madrid rela menebus Jovic senilai 63 juta euro dari Eintracht Frankfurt. Ia digadang-gadang bisa jadi mesin gol masa depan Los Blancos menilik penampilan luar biasanya bersama Frankfurt. Jovic tak terbendung bersama Frankfurt dengan bisa bikin 40 gol dari 93 penampilan.
"Sejak awal, semuanya salah. Saya meninggalkan Eintracht Frankfurt terlalu dini, setelah hanya satu musim di puncak," ujar Jovic dikutip dari Football Italia.
"Semua sorotan tertuju pada saya, tetapi sulit bagi pemain berusia 21 tahun untuk menyesuaikan diri di klub terbesar di dunia. Di antara cedera, COVID, dan tekanan yang tidak adil, itu adalah pengalaman yang tidak menyenangkan," ungkapnya.
Jovic kini bergabung dengan Fiorentina dengan status bebas transfer dan berusaha menyusun kembali kariernya yang sempat redup di Real Madrid.
Jovic tampil menjanjikan di musim perdananya bersama Fiorentina. Ia sudah bikin 10 gol di semua ajang untuk klub asal Firenze tersebut. Ketajamannya yang seolah hilang di Madrid kini perlahan muncul kembali.
Artikel ini telah tayang di detikSport. Baca selengkapnya di sini.