Sebagai klub besar di Indonesia, Persib Bandung ingin kehadirannya tidak melulu berada di atas rumput hijau. Di luar itu, Persib ingin masyarakat secara luas bisa merasakan langsung kehadiran klub baik itu tentang sepakbola maupun hal lainnya. Persib sendiri punya cara untuk melakukan itu.
Community dan Activation Manager Persib, Rijki Kurniawan mengatakan, untuk melakukan hal-hal tersebut diatas, Persib telah membuat beberapa program khusus yang secara segmented bisa menjangkau beberapa kalangan sekaligus, seperti mendatangi sekolah untuk mengedukasi siswa-siswi tentang menjadi suporter yang baik.
"Kegiatan Persib di luar lapangan bervariasi karena Persib tim besar dan sebagai klub profesional harus bisa memberikan manfaat lebih banyak lagi untuk komunitas, lingkungan dan orang di sekitar," kata Rijki dalam acara live Instagram GoSib detikJabar, Rabu (28/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan ada beberapa yang rutin seperti Sampurasun Persib yaitu forum interaksi kita dengan bobotoh untuk membicarakan berbagai topik dan kita edukasi atau informasikan. Ada juga Sauyunan, salah satu CSR Persib, Persib Goes to School, coaching clinic dan lainnya," ujar Rijki.
Dalam menggelar tiap kegiatan itu, Persib tentunya selalu melibatkan para pemain secara langsung. Namun hal ini tentunya harus menyesuaikan dengan jadwal main Persib sendiri. Untuk menyiasatinya, Rijki menuturkan pihaknya juga seringkali melibatkan sejumlah mantan pemain.
"Ada dalam tiap kegiatan selalu berusaha untuk melibatkan pemain tapi kan kegiatan ini harus panjang dan kadang jadwal kita suka bentrok dengan pemain. Tapi kita siasati dengan mantan pemain yang tentunya punya daya tarik bagi setiap orang. Tantan, Gilang Angga, Yudi Guntara, Robby Darwis, itu sering," ungkapnya.
Selain itu, Persib juga bergerak aktif dalam membantu sesama yang terkena musibah. Seperti yang dilakukan saat terjadi gempa bumi di Cianjur beberapa waktu lalu. Saat itu, Persib datang ke Cianjur dengan mengajak dua pemainnya yang berasal dari Cianjur yakni Robi Darwis dan Kakang Rudianto.
Selain datang untuk mengantar bantuan, Persib juga memberikan upaya trauma healing bagi anak-anak yang menjadi korban gempa.
"Iya sauyunan kita ke Cianjur untuk berbagi kebahagiaan dengan anak-anak disana, kita kesana bukan hanya bawa untuk dibagikan, ada sesi trauma healing dan hadir dua pemain yang juga asli Cianjur, Robi Darwis dan Kakang," papar Rijki.
Upaya Hilangkan Rasisme dan Fanatisme Kebablasan
Persib melalui kegiatan di luar lapangan juga gencar melakukan kampanye anti rasis dan fanatisme kebablasan. Rijki menjelaskan, program Persib Goes to School jadi strategi untuk mengedukasi para calon suporter yang masih berusia remaja.
"Untuk SMA kita melakukan pendekatan beda, ada edukasi yang dibawa soal rivalitas sehat dan fanatisme dalam sepakbola, bisa dibilang (mereka) cikal bakal suporter berikutnya," ujarnya.
Menurutnya, rivalitas dalam sepakbola memang harus tetap ada. Namun rivalitas itu bagaimana caranya agar terjadi dengan damai tanpa saling menyakiti antara satu suporter dengan suporter lainnya.
"Kita berusaha untuk datang langsung dan diskusi melalui program Sampurasun dan Goes to School, itu yang kami rasa efektif. Semua yang kita lakukan itu untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan agar menonton sepakbola itu lebih enak bisa ke stadion," tutup Rijki.
(bba/orb)