Posisi manajer sebuah tim sepak bola selalu menjadi sorotan. Saat prestasi klub baik, pujian bakal mengalir. Namun, ketika meraih hasil buruk, siap-siap bakal dipecat.
Dilansir detikSport, manajer Arsenal Mikel Arteta sadar jika posisi pelatih rawan pemecatan. Beban yang ditanggung juga tidak ringan.
Baru-baru ini, Arteta mengungkapkan salah satu ketakutannya menjabat sebagai posisi pelatih. Dia mengaku takut jika dipecat oleh tim yang dilatihnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai seorang manajer, mungkin itu ketakutan (terbesar) untuk dipecat. Saya membuat keputusan yang sangat sadar pada hari saya membuat keputusan untuk menjadi pelatih," kata Arteta dalam Michael Calvin's Football People podcast.
"Pada saat itu saya berkata: 'Itu akan terjadi. Hari ini, besok, dalam waktu satu bulan, dalam waktu 10 tahun. Saya tidak tahu kapan itu akan terjadi.'"
"Itu tidak boleh secara emosi saya dan ini tidak bisa menjadi alasan mengapa saya melakukan hal-hal tertentu atau tidak. Bagi saya sekarang ketakutannya adalah mengecewakan orang," Arteta menegaskan.
Arteta memulai karier kepelatihan pada 2016 sebagai asisten Pep Guardiola di Manchester City. Dia kemudian mencoba naik kelas pada Desember 2019 dengan menjadi manajer Arsenal.
Dalam awal kariernya, Arteta menghadapi sejumlah masalah. Arsenal tampil tak konsisten musim lalu dan terpeleset dari empat besar.
Namun, musim ini performa The Gunners lagi tampil apik. Arsenal berada di puncak klasemen Liga Inggris dalam 12 pertandingan dan terus melaju di Liga Europa.
Artikel ini telah tayang di detikSport dengan judul Arteta Bicara soal Ketakutannya Sebagai Pelatih