Kabupaten Subang punya klub sepak bola bernama Persikas Subang. Nama ini tentu tak asing bagi pencinta sepak bola di daerah yang terkenal dengan nanas itu.
Persikas Subang berdiri sejak tahun 1948. Lahirnya Persikas bersamaan dengan terbentuknya Kabupaten Subang yang sebelumnya masih merupakan wilayah Purwakarta.
"Persikas itu kan seiring dengan berdirinya Kabupaten Purwakarta di Subang berarti tahun 1948. Kita mengacu terhadap itu. Kalau cerita dari orang-orang tua dulu itu Stadion Persikas yang sekarang sudah dipakai bermain sepak bola karena itu dulunya perkebunan juga," ujar Penasehat Persikas Subang, Dadang Kurnianudin kepada detikJabar belum lama ini.
Dadang mengatakan, Persikas sempat vakum dari sepak bola beberapa kali. Faktor vakumnya sangat beragam, dimulai dari kondisi finansial yang seadanya, tidak adanya dukungan dari Pemerintah Daerah hingga permasalahan yang saat itu berada di tubuh PSSI. Sehingga, kompetisi pun juga sempat terganggu.
"Kita pernah beristirahat dari sepak bola nasional itu tahun 2017 sampai 2018, itu karenanya juga kan akibat dualisme PSSI saat itu," katanya.
Meski demikian, dikatakan Dadang, sejak berdiri, tim yang berjuluk Singa Subang tersebut terbilang sudah langlang buana mengikuti kompetisi resmi di Indonesia tingkat Provinsi. Namun sejak berdiri belum mendapatkan prestasi yang menterang. Bahkan, hanya prestasi tim junior lah yang terbilang lebih menonjol dibanding tingkat senior.
"Sebetulnya kalau kita itu ada prestasi dari tingkat usia yang muda seperti usia 16 atau usia 17. Dari tim muda kita pernah meraih juara pertama di Piala Pangdam III Siliwangi," ungkapnya.
Kondisi Persikas Sekarang
Belum lama ini Liga 3 Seri 1 tingkat Jawa Barat 2022 sudah digelar. Namun, Persikas belum bisa berbuat banyak di kompetisi tersebut.
Di sisi lain, banyaknya tim peserta Liga 3 mengalami kondisi segi finansial tidak terpenuhi. Lantas, bagaimana kondisi finansial Persikas Subang?
Kondisi keuangan atau finansial Persikas terbilang masih sehat. Pasalnya saat ini Persikas sudah menjadi yayasan sejak tahun 2015 tanpa melibatkan Pemerintah Daerah. Hal tersebut memang merupakan tuntutan dari PSSI serta FIFA.
Ketua Persikas Subang, Ahmad Buhori mengatakan, sejak berdirinya Persikas yang kini menjadi yayasan tentunya sangat terbantu dari finansial. Tidak sedikit dana yang diperoleh dari beberapa sumber untuk membantu perkembangan dari tim Persikas.
"Kalau masalah itu (finansial) kita tidak ada masalah, kami selalu berpedoman untuk memberikan hak-hak kepada tim official serta pemain juga," ucap Ahmad.
Meski tidak mengalami masalah finansial, pihaknya masih terkendala sulitnya mencari sponsor. Padahal hadirnya dukungan dari sponsor tentunya dapat mendongkrak prestasi dari Persikas.
"Sebetulnya tidak cukup, maka kami juga terus mencari support dari sponsor untuk ikut berperan memajukan sepak bola di Subang. Meskipun ada juga itu hanya pas-pas-an saja," katanya.
Selain sponsor, sambung Ahmad pihaknya selalu meminta kepada masyarakat Subang turut mendukung tim Persikas agar dapat berbicara banyak pada setiap kompetisi.
"Kita mengajak semua masyarakat Kabupaten Subang untuk terus mendukung perkembangan dari Persikas Subang. Dengan ada support dari masyarakat tentunya dapat nilai lebih kepada pemain juga," ungkapnya.
Lebih lanjut, saat ini markas Persikas Subang sedang dalam proses renovasi. Renovasi saat ini masih dari bangku tribune penonton. Untuk ke depannya Stadion Persikas akan ditambah tribune penonton, namun akan direnovasi secara bertahap.
"Sekarang proses renovasi stadion kita fokuskan terlebih dahulu di tribun penonton. Soalnya sudah lama sekali tidak kita renovasi, kita secara bertahap juga akan melakukan perombakan dari stadion dan nambah bangku penonton pada tahun depan intinya bertahap," ungkapnya.
Perjalanan Persikas di Kompetisi Liga 3
Persikas sendiri belum pernah mencicipi kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air yang saat ini disebut Liga 1. Terakhir, pada kompetisi yang baru saja selesai digelar yaitu Liga 3 seri satu 2022 Jawa Barat Persikas tidak bisa berbuat banyak.
(orb/orb)