Jadi Tempat Latihan Timnas, Sidolig Bandung Punya Sejarah Kelam

Jadi Tempat Latihan Timnas, Sidolig Bandung Punya Sejarah Kelam

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 22 Sep 2022 06:00 WIB
Pertandingan sepak bola antara SIDOLIG dan tim gimnastik militer Bandung
Pertandingan sepak bola antara SIDOLIG dan tim gimnastik militer Bandung (Leiden Digitak Collections/http://hdl.handle.net/1887.1/item:898336)
Bandung -

Timnas Indonesia akan menghadapi Curacao di laga FIFA Match Day. Pertandingan akan digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada Sabtu, 24 Oktober 2022.

Sebelum menghadapi Curacao, para pemain Timnas sendiri menjalani latihan di Lapangan Persib (Sidolig) sejak Senin (19/9) kemarin. Pelatih Shin Tae-yong memanggil 23 pemain untuk menghadapi negara Karibia tersebut.

Bukan tanpa alasan Timnas menggunakan Lapangan Sidolig sebagai tempat latihan. Lapangan ini merupakan markas dari Persib Bandung yang juga digunakan untuk latihan sehari-hari. Fasilitas dan kondisi rumput yang cukup baik membuat tempat ini dipilih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Lapangan Sidolig juga memiliki sejarah panjang. Berdasarkan jurnal pada digital library Perpustakaan Pusat Universitas Komputer Indonesia, Lapangan Sidolig termasuk bangunan cagar budaya kelas A.

Dalam jurnal itu, nama Sidolig merupakan akronim dari Sport in de Openlucht is Gezond yang mempunyai arti 'olahraga di tempat terbuka itu sehat'. Sidolig awalnya merupakan klub sepak bola yang memiliki lapangan tersebut hingga sekarang dikenal dengan nama Lapangan Persib atau Sidolig.

ADVERTISEMENT

Dari sumber lain menyebutkan jika Lapangan Sidolig dibangun pada tahun 1903 oleh seorang arsitek bernama Frans Sidolig yang merupakan warga kebangsaan Belanda.

Kemudian dari sebuah catatan yang ditulis oleh Ujanx Lukman di laman Komunitas Aleut pada Januari 2011, dulunya pertandingan sepak bola di Bandung digelar dengan berpindah-pindah tempat.

Mulai dari alun-alun, Lapangan Gementte (Parkir Balai Kota) hingga Lapangan Javastraat (lapangan kosong diantara Jalan Jawa, rel kereta api dan Jalan Sumatera).

Dilapangan itulah beberapa klub berlatih seperti BVC (Bandoengsche Voetbal Club), UNI (Uitspaning Na Inspaning), Sidolig (Sport in de Openluncth is Gezond), Velocity, Sparta dan Luno.

Persib Bandung memulai latihan kembali di Stadion SidoligPersib Bandung memulai latihan kembali di Stadion Sidolig Foto: Bima Bagaskara/detikJabar

Kemudian pada tahun 1914, Residen Priangan melarang penggunaan lapangan tersebut. UNI membangun lapangan sepak bola sendiri di Jalan Karapitan, sementara Sidolig membuatnya di Jalan A. Yani yang sekarang dikenal dengan nama Lapangan Persib.

Masih dari laman Komunitas Aleut, Irfan Noormansyah membuat catatan soal Lapangan Persib pada April 2016. Dalam catatannya ada cerita yang belum diketahui banyak orang di Lapangan Persib tersebut.

Pembantaian Tiga Tentara Belanda

Di lapangan itu, diketahui pernah terjadi insiden berdarah yang menewaskan tiga orang tentara Belanda dan satu orang pemain Jong Ambon.

Insiden berdarah itu terjadi saat APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) memaksa masuk ke dalam stadion saat turnamen sepakbola yang digelar Divisi Olahraga S.A.D Belanda.

Insiden Sidolig ini tak terlepas dengan sentimen masyarakat terhadap tragedi pembantaian warga oleh Tentara Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin Raymond Westerling.

Sejarah panjang di Lapangan Persib ini juga diakui Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Ia mengatakan lapangan ini sarat akan makna sejarah.

"Setahu saya stadion ini adalah buatan Belanda di awal abad ke-20 yang pembuatnya adalah Frans Sidolig. Pada saat itu stadion hanya diperuntukkan bagi orang-orang Belanda dan kalangan elitis yang dekat dengan penjajah mereka tergabung di VBBO (Voetabal Bond Bandoeng & Omstraken)," katanya.

(bba/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads