Dua Pelatih MU yang Bikin Anthony Martial Kesal

Soccer Update

Dua Pelatih MU yang Bikin Anthony Martial Kesal

Tim detikSport - detikJabar
Senin, 12 Sep 2022 01:00 WIB
MANCHESTER, ENGLAND - AUGUST 11: Anthony Martial of Manchester United celebrates after scoring his teams second goal during the Premier League match between Manchester United and Chelsea FC at Old Trafford on August 11, 2019 in Manchester, United Kingdom. (Photo by Julian Finney/Getty Images)
Anthony Martial. (Foto: Getty Images/Julian Finney)
Manchester -

Anthony Martial mengkritik Mourinho dan Ole Gunnar Solkjaer yang merupakan mantan pelatih Manchester United. Ia menumpahkan kekesalannya.

Martial sendiri sudah gabung MU sejak musim panas 2015. Ia sudah mencicipi ditangani pelatih mulai dari Louis Louis van Gaal, Mourinho, Solskjaer, Michael Carrick (caretaker), Ralf Rangnick, dan kini Erik ten Hag.

Pasang-surut karier Martial dialami bersama para pelatih tersebut. Ia kerap menuai pujian setinggi langit, tapi juga bisa disorot sangat tajam bersama MU.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada dua momen yang begitu membuat Martial benar-benar kesal dan marah kepada dua pelatih. Hal itu diungkapkan Martial saat diwawancara France Football baru-baru ini.

"Sewaktu liburan (musim panas 2016), Mourinho mengirim pesan pada saya, apakah saya mau memakai nomor punggung 11, bilang itu hal yang bagus karena dulu dipakai Ryan Giggs yang merupakan legenda klub," ujar Martial dikutip dari detikSport.

ADVERTISEMENT

"Saya bilang bahwa saya menghormati Giggs, tapi saya lebih suka tetap memakai nomor 9. Ketika saya kembali ke klub, saya melihat nama saya sudah diberi nomor 11. Kelanjutan ceritanya tak berakhir baik. Dia tidak menghormati saya."

"Saya adalah pemain terbaik di paruh pertama musim (2017-18), lalu dia merekrut Alexis Sanchez dan sejak itu saya tersisih. Itu adalah musim jelang Piala Dunia, dan saya menerima akibatnya (dicoret). Prancis juara dunia, dan saya harusnya ada di sana," ujar Martial menambahkan.

Di era Solkjaer, Martial juga mengalami hal menyedihkan. Ia sempat moncer di musim 2019-20, namun setelah pandemi performanya merosot karena cedera. Ia menyalahkan Solskjaer yang tak membela dirinya.

"Orang-orang tak tahu, saya tak bisa melakukan akselerasi selama empat bulan seusai musim COVID-19. Dia (Solskjaer) bilang membutuhkan saya, sehingga saya pun bermain. Namun jika saya tak bisa berakselerasi, semuanya menjadi rumit."

"Saya mendapat kritikan dari suporter, tapi pelatih tak pernah memberitahu alasan di balik itu. Saya sulit menerimanya, saya merasakan ketidakadilan."

"Kamu diminta untuk berkorban demi tim, namun di belakang layar kamu disingkirkan. Hampir seperti pengkhianatan bagi saya. Saya benci itu. Saya tak masalah disalahkan, namun bukan karena bersikap palsu," jelas Martial.

Berbeda dengan sosok Mourinho dan Solkjaer, Martial ngomong hal baik tentang Louis van Gaal. Dia punya hubungan baik dengan pelatih asal Belanda itu, yang disebutnya mau repot-repot menonton video permainannya untuk memberi saran dan masukan.

Sementara usai dipinjamkan ke Sevilla pada musim lalu, Martial sepertinya punya masa depan cerah di bawah arahan Ten Hag. Ia dipercaya sebagai penyerang utama selama pramusim, namun cedera membuatnya baru turun 45 menit di musim ini, meski mampu mencetak satu assist.

Artikel ini telah terbit di detikSport dengan judul Martial Semprot Mourinho-Solskjaer, Ungkit Rasa Hormat dan Pengkhianatan.

(orb/orb)


Hide Ads