Sistem penjualan tiket laga kandang Persib Bandung masih menjadi polemik. Sebab, banyak kelompok suporter yang keberatan terhadap skema tiket yang dianggap menyulitkan.
Padahal jika melihat ke belakang, sistem penjualan tiket laga kandang Persib masih sama seperti sebelumnya, dijual 100% online. Bedanya kali ini, tiket harus ditukar dengan penanda gelang untuk bisa masuk ke stadion.
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Teddy Tjahjono mengatakan perubahan sistem tiket itu berawal dari kejadian meninggalnya dua bobotoh di ajang Piala Presiden 2022 beberapa bulan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses ini kan sebenarnya harus melihat ke sejarah, sebelum ada musibah juga kan tiket 100% online, e-tiket bisa langsung di scan di stadion. Kemudian ada musibah yang memang kita tidak inginkan sehingga dari kejadian itu kita melakukan evaluasi," kata Teddy kepada detikJabar, Selasa (6/9/2022).
Teddy menjelaskan evaluasi yang dilakukan manajemen Persib juga melibatkan pihak keamanan yang akhirnya diputuskan dibuat sistem penjualan tiket seperti sekarang.
Menurutnya sistem tiket saat ini sangat mengedepankan unsur keamanan dan kenyamanan. Oleh sebab itu, dibuatlah sistem agar e-tiket harus ditukar dengan penanda gelang untuk masuk ke stadion.
"Dari evaluasi itu makanya kita buat sistem yang sekarang bahwa proses penjualan sama sekali tidak ada perubahan, tapi memang e-tiket yang didapat penonton harus ditukar dengan penanda fisik," ujarnya.
Manajemen Persib kemudian menyediakan beberapa tempat penukaran e-tiket dengan penanda gelang. Dari tempat penukaran itu kata Teddy, pihak keamanan sudah bisa menyeleksi penonton yang telah membeli tiket.
"Nah itu ada beberapa tempat penukaran yang diharapkan menscreening orang-orang yang memang punya e-tiket untuk datang sehingga harus menukar dengan penanda gelang," katanya.
Penanda gelang itu kemudian juga dijadikan syarat penonton untuk mendekat dan memasuki Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang dijadikan venue pertandingan kandang Persib.
"Penanda gelang itupun saat sudah dipakai mau masuk ke Gedebage ada empat screening, jadi yang tidak punya gelang tidak bisa masuk aja ke Gedebage," jelas Teddy.
Teddy menegaskan apa yang dilakukan soal sistem tiketing itu bertujuan untuk memberi rasa aman dan nyaman kepada semua penonton yang hadir di stadion.
"Ini semua semata-mata untuk faktor keamanan dan kenyamanan dan ini proses yang dilalui untuk kebaikan bersama karena pada akhirnya semua harus mengevaluasi diri dan beradaptasi dengan sistem baru ini," ujarnya.
Teddy mengakui sistem tiket itu sempat membuat jumlah penonton di laga kandang Persib menurun drastis. Bahkan tiga dari empat laga kandang Persib yang sudah dimainkan, jumlah penonton rata-rata di angka 5.000 orang lebih.
Namun di pertandingan keempat saat Persib bersua RANS Nusantara FC, jumlah penonton mulai meningkat. Di laga yang dimenangkan Persib dengan skor 2-1 itu, penonton berjumlah 13.592 orang.
"Kalau dilihat dari tren penonton yang datang dari pertandingan pertama sampai keempat dimana keempat kemarin sudah hampir 14 ribu. Jadi sudah ada peningkatan yang signifikan," ucapnya.
Teddy mengungkapkan masih akan mempertahankan sistem tiket yang saat ini diberlakukan meski pihaknya tetap akan menerima masukan-masukan dari suporter.
Namun ia yakin, jika sudah terbiasa dengan sistem itu, penonton ke depannya akan memenuhi stadion di laga kandang Persib Bandung.
"Mudah-mudahan dengan makin terbiasa penonton menjalankan dengan proses ini mudah-mudahan penonton semakin banyak yang nonton langsung ke stadion," tutup Teddy.
(bba/iqk)