Bobotoh era 1980-an hingga 1990-an awal mungkin masih ingat dengan sosok bernama Sidik Jafar atau Jafar Sidik, dikenal dengan dua nama, tapi satu orang yang sama. Ia adalah salah seorang legenda Persib Bandung yang berasal dari Kabupaten Sumedang.
Jafar mulai bergabung dengan tim utama atau tim senior Persib Bandung pada 1982. Ia satu angkatan dengan Encas Tonif, Bambang Sukowiyono, Sobur, Boyke Adam, Apen Suhaeri, Muhammad Atik, Giantoro, Itang, Ajid Hernawan, dan pemain senior lainnya.
"Setahun kemudian, turut bergabung nama-nama seperti Adeng Hudaya, Robby Darwis, Ajat Sudrajat, Saepul, Wolter Sulu dan pemain lainnya dengan dibawah pelatih Persib saat itu, yakni Marek Janota asal Polandia," ungkap Jafar kepada detikjabar belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama membela 'Maung Bandung', Jafar mengaku masuk dalam jajaran skuad saat Persib menjadi juara pada final Divisi Utama Kompetisi Perserikatan PSSI tahun 1986 saat melawan Perseman Manokwari.
Itu jadi prestasi manis tersendiri. Sebab sebelumnya dalam ajang yang sama, Persib harus selalu puas menjadi juara runner up saat melawan PSMS Medan di final pada edisi 1983 dan 1985.
Selain pengalaman di atas, ada satu pengalaman cukup berkesan baginya. Yakni saat ia dengan terpaksa harus bermain untuk Persib U-18 dalam ajang Piala Soeratin di Surabaya.
"Saat Piala Soeratin itu, Ajat Sudrajat cs tengah main di Surabaya, Ajat saat itu tangannya mengalami cedera dan entar mengapa saya dikirim ke sana padahal usia saya bukan junior," terangnya.
Saat itu, Ajat sendiri belum gabung ke tim senior Persib. Ajat yang dikenal sebagai legenda Persib baru gabung ke tim senior setahun kemudian.
Namun Jafar manut pada perintah. Ia rela turun dari tim senior ke junior. Jafar menyebut, saat itu tim Persib harus menghadapi tim Maluku pada pertandingan selanjutnya. Dalam pertandingan itu, Persib meraih kemenangan 4-0 .
"Dalam pertandingan itu, tiga gol di antaranya lewat kaki saya," ujarnya.
Namun sayang, pada saat memasuki babak final, Persib harus kalah oleh Persijap Jepara lewat adu penalti setelah dua kali imbang dalam perpanjangan waktu.
Meski cukup sulit mengingat tahunnya, namun pertandingan lainnya yang cukup berkesan bagi Jafar adalah dalam ajang Piala Siliwangi dan pertandingan antarklub sepak bola di Brunei Darussalam pada era 1980-an.
"Dalam ajang Piala Siliwangi saat itu, Persib berhasil mengalahkan Persija dengan skor 2-1, sementara dalam pertandingan antarklub di Brunei Darussalam tim Persib yang terpilih untuk maju dan memenangi ajang itu," paparnya.
(orb/orb)