Saat Pemain Persib Saling Berseberangan Membela Bank

Kisah Legenda Persib

Saat Pemain Persib Saling Berseberangan Membela Bank

Nur Azis - detikJabar
Minggu, 21 Agu 2022 11:55 WIB
Logo Klub Liga 1 mulai dari Arema, Bali United, Borneo FC, Bhayangkara, Madura United, Mitra Kukar, Persebaya, Persela, Perseru, Persib, Persija, Persipura, PS Tira, PSIS, PSM, PSMS, dan Sriwijaya FC
Logo Persib Bandung. (Foto: Infografis Detiksport)
Sumedang -

Pemain Persib Bandung pernah berhadapan satu sama lain pada gelaran kompetisi antarbank seluruh Indonesia. Kompetisi itu digelar setelah Persib menjuarai Piala Siliwangi pada 1989.

Hal itu diungkapkan Jafar Sidik (62), salah seorang pemain Persib Bandung era 1980-an. Pria asal Sumedang pun membagi ceritanya kepada detikJabar belum lama ini.

"Saat itu setelah Persib menjuarai Piala Siliwangi melawan Persija dengan skor 2-1, pelatih Persija Ishak Liza mencari pemain buat kompetisi For Bank atau antarbank seluruh Indonesia," ungkap Jafar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jafar sendiri saat itu telah bekerja di PT Pos dan Giro sekaligus menjadi pemain Persib Bandung. Demi ikut kompetisi tersebut, ia memilih keluar dari pekerjaannya di PT Pos dan Giro.

Ia lalu mengajak rekannya, yakni Sukowiyono, Sobur dan Adeng Hudaya untuk hijrah ke Jakarta demi ikut dalam kompetisi tersebut. Mereka adalah sosok yang saat ini dikenal sebagai legenda Persib.

ADVERTISEMENT

Setelah mendapat restu dari Ketua Umum Persib yang saat itu dijabat Solihin GP, akhirnya mereka hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan tim Bank Bumi Daya atau kini bernama Bank Mandiri.

Sementara itu, sejumlah pemain Persib lainnya, yaitu Robby Darwis, Iwan Sunarya, Wawan Hermawan, Suhendar, Suhaeri, Wowo Sungkowo ternyata telah lebih dulu bergabung dengan tim dari Bank BNI.

Singkat cerita, pertandingan demi pertandingan dilewati para pemain Persib dalam kompetisi tersebut, tapi dengan kostum berbeda. Hingga pada akhirnya, takdir mempertemukan mereka semua dalam babak final.

"Pas final ternyata tim saya harus berhadapan dengan Robby Darwis CS," ungkap Jafar sambil tersenyum seolah mengenang momen saat itu.

Namun hal itu bukan masalah. Sebab, dalam sebuah pertandingan, kawan menjadi lawan jadi sesuatu yang harus dijalani, begitu juga sebaliknya.

Motivasi pun menggebu kala itu. Sebab Jafar bersama rekannya kala itu, oleh pihak bank dijanjikan akan diangkat menjadi karyawan jika memenangkan kompetisi tersebut.

"Saya pada waktu itu dijanjikan oleh pihak bank bisa kerja di bank asal memenangi laga itu, bahkan SK-nya akan diserahkan di tengah lapang," terangnya.

Legenda Persib Jafar Sidik.Legenda Persib Jafar Sidik. Foto: Nur Azis/detikJabar

Nasib baik saat itu berpihak kepada Jafar CS. Laga tersebut dimenangkan tim Bank Bumi Daya yang diperkuatnya.

"Final saat itu digelar di Stadion Brojonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan dan tim saya juara," ucap Jafar.

Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, Jafar cs akhirnya dapat bekerja di bank tersebut. Jafar bekerja di sana sampai masa pensiunnya.

Hal ini menambah catatan perjalanan Jafar yang penuh warna. Selain jadi legenda Persib, ia pernah menjajal sejumlah profesi. Namun, semua pada akhirnya ada hubungannya dengan dunia sepak bola.

Jafar pernah menjadi guru selama 2 tahun di Cadas Ngampar, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Kemudian bekerja di PT Pos dan Giro selama setahun.

"Jadi saya itu, guru yang pensiunan bank, semua berkat sepak bola," kelakarnya.

Sementara selama membela Persib Bandung, Jafar turut mengantarkan Persib juara pada laga Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1986. Saat itu Persib juara usai menang atas Perseman Manokwari di partai final.

Gelar ini cukup istimewa. Sebab, Persib sebelumnya harus puas puas selalu menjadi juara runner up pada edisi 1983 dan 1985. Saat itu, lawannya di final adalah PSMS Medan.

Halaman 2 dari 2
(orb/orb)


Hide Ads