Palu Gada di Atap Rumah, Jejak Peninggalan Soekarno di Bandung

Palu Gada di Atap Rumah, Jejak Peninggalan Soekarno di Bandung

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Selasa, 21 Jun 2022 09:01 WIB
Rumah rancangan Soekarno di Jl Kasim
Rumah rancangan Soekarno (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar)
Bandung -

Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia ini tak hanya berjasa dalam memproklamasikan kemerdekaan bangsa. Sosok Bung Karno meninggalkan nilai-nilai dalam berbangsa, hingga peninggalan bangunan yang dapat dilestarikan generasi berikutnya.

Soekarno pernah menempuh pendidikan di de Techniche Hoogeschool te Bandung (TH) atau kini dikenal dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia pernah diminta untuk membantu beberapa proyek gedung garapan salah satu arsitek ternama di masanya, C.P.Wolff Schoemaker. Di Bandung, peninggalan gedung yang diarsitekturi Bung Karno tersebar di beberapa titik.

Salah satunya ialah di Jalan Kasim nomor 6, 8, 10, kawasan Lengkong. Dalam pantauan detikJabar saat menyambangi lokasi, tiga rumah kembar itu nampak terawat dan menjadi rumah tinggal warga sipil. Suasananya sepi, tak banyak informasi yang bisa diperoleh sebab pemilik rumah tak berada di kediaman tersebut.

Meskipun ditinggal pemiliknya, ketiga rumah nampak teduh dengan rimbunnya dedaunan tanaman yang terawat. Terdapat dua rumah dan satu garasi dengan pintu berwarna hijau yang cukup besar. Jendela kotak-kotak, pintu kayu dengan kaca-kaca kotak yang tertutup gorden, menampakkan goresan khas rumah jaman dulu.

Ketiganya juga punya ciri khas identik dari dinding dan bentuk atapnya. Batu alam berwarna abu-abu tua menjadi ornamen dinding, ketiga atap memiliki bentuk limasan dengan tiga kubus bertumpuk pada pucuk atap.

Menilik literasi dari buku Bung Karno Sang Arsitek: Kajian Artistik Karya Arsitektur, Tata Ruang Kota, Kria, Simbol, Mode Busana dan Teks Pidato 1926-1965 (2005), Yuke Ardhiati menulis bahwa ada lima unsur yang mempengaruhi mentalite artistik Soekarno. Yakni kebiasaan dan kegemaran sejak usia muda, jiwa artis dan jiwa perasaan, pengaruh budaya Jawa, budaya multikultur, dan bakat seni ketajaman visual yang dimiliki.

Alex, salah satu anggota Komunitas Aleut yang berkonsentrasi pada wisata dan sejarah kota Bandung, menceritakan asal muasal ciri khas pada atap rumah karya Soekarno.

"Dari beberapa literasi menjelaskan bahwa hiasan tersebut merupakan bagian dari pengaruh dunia pewayangan. Salah satu tokoh wayang yang disukai Bung Karno ialah Werkudara atau Bima, bentuk pucuk atap tersebut menyerupai palu Gada atau senjata milik wayang Bima tersebut," ujarnya pada detikJabar.

Rumah rancangan Soekarno di Jl KasimRumah rancangan Soekarno di Jl Kasim Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar

Dikatakan oleh Alex, bahwa aksen pada ujung atap ini sebetulnya acap kali ditemukan pada rumah tradisional di Jawa namun dengan berbagai bentuk, seperti tokoh pewayangan di pucuk atap atau bentuk hewan. Selain di rumah Jalan Kasim, ciri pada atap ini juga dapat ditemui pada nyaris seluruh bangunan karya Soekarno.

"Seperti di rumah Jalan Pasir Koja, Palasari, rumah kembar di perempatan Gatot Subroto, dan masih ada belasan titik lainnya termasuk Paviliun di Hotel Preanger. Proyek tersebut sebetulnya dimiliki oleh Schoemaker, namun Soekarno diminta untuk membantu. Di beberapa titik lain masih ada yang terawat dan jadi rumah tinggal, ada juga yang cukup disayangkan karena sudah dirubuhkan atau tidak terurus," ujar Alex.

Tak begitu banyak ciri khas yang bisa diperhatikan dari rumah jalan Kasim, sebab ornamen bagian dalam tidak bisa dilihat. Diakui Alex sebetulnya ada banyak ciri khas dalam rumah garapan Bung Karno.

"Rumah yang diarsitekturi Soekarno memang memiliki beberapa ciri khas, tak hanya dari atap. Namun, bentuk atap ini jadi hal yang paling mudah dicermati oleh orang yang lalu-lalang," katanya.

Sementara Yuke Ardhiati dalam bukunya menuliskan bahwa ada beberapa ciri spesifik dari bangunan yang didesain Soekarno. Salah satu yang mudah dicermati ialah adanya padu padan elemen atap tipe mansard, yang berinduk dari karya arsitek Jules Hardouin Mansart.

Kemudian jendela atap dormer windows, hiasan kemuncak atap menyerupai gada-gada, penggunaan ventilasi alami melalui lubang ventilasi silang, hingga pilar bentuk persegi polos dengan aksen kepala pilar berupa ornamen suku Inka-Maya.

Rumah rancangan Soekarno di Jl KasimRumah rancangan Soekarno di Jl Kasim Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar

Merawat Kelestarian Bangunan Rancangan Soekarno

Melihat minimnya informasi dari lapangan, sebagai pegiat sejarah Alex mengaku peran masyarakat cukup besar dalam pelestarian bangunan-bangunan tersebut. Upaya yang sejauh ini berusaha diterapkan adalah konsisten melalui sosialisasi seperti walking tour.

"Masyarakat sedikit banyak diajak untuk terlibat. Seperti beberapa kali ada kegiatan yang bekerjasama dengan Disparbud Bandung untuk sosialisasi bangunan cagar budaya, melalui kegiatan walking tour. Cara itu diharapkan agar ada peran aktif dari masyarakat untuk mengenal dan menjaga bangunan peninggalan Soekarno," tutur Alex.

"Sudah ada juga Perda tentang bangunan cagar budaya, tinggal penerapannya saja. Perlu ada keterlibatan masyarakat agar mereka tahu mana saja yang merupakan bangunan cagar budaya, bahkan warga setempat bisa mengupdate informasi terkait perawatan bangunan tersebut," katanya.

(aau/yum)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT