Wasit legendaris Indonesia, Kosasih Kartadiredja tutup usia. Ia merupakan wasit pertama Indonesia yang mendapatkan sertifikat FIFA pada tahun 1972.
Kosasih merupakan warga asal Tipar, Kota Sukabumi. Sebelum menjadi wasit ternama, Kosasih memulai karir sebagai pesepakbola klub Pertiwi, YMA, Sinar Harapan dan Perssi dengan posisi sebagai gelandang sampai tahun 1960.
Ketua Yayasan Dapuran Kipahare Irman Firmansyah mengaku kenal betul dengan almarhum. Dia mengatakan, wasit merupakan kegiatan sampingan Kosasih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian oleh pembantu Komda PSSI Jabar, Kesheshian, dia ditawari menjadi wasit dan mengikuti kursus wasit C3 di Sukabumi dilanjut mengikuti lagi kursus C2 dan 1965 menjadi wasit C1 (nasional) sesudah mengikuti kursus wasit PSSI," ujar Irman saat dihubungi detikJabar, Rabu (23/3/2022).
Lebih lanjut, PSSI merekomendasikannya untuk menjadi wasit FIFA dan lolos seleksi sertifikasi pada tahun 1972. Sejak saat itu, ia memimpin pertandingan internasional seperti piala Raja di Bangkok 1972, turnamen sepakbola di Vietnam 1974, Korea Selatan, di Arab Saudi tahun 1975.
Di Indonesia, Kosasih sempat memimpin pertandingan antara Timnas melawan Benfica (Portugal), Ajax Amsterdam (Belanda), Cosmos (AS), dan Manchester United yang sempat dikenai kartu kuning olehnya.
Kosasih Kartadiradja se-Asia dijuluki sebagai wasit King Cobra karena gerakannya yang lincah berlari-lari ke segala arah. Irman mengatakan, ia juga dikenal tegas kepada pemain termasuk menolak suap.
"Dia berani mengeluarkan kartu merah untuk pemain sekelas Rusdi Balawan dari Persebaya dan Simson Rumapasal dari Persija sehingga dia dijuluki budak leutik paling berani," tutur Irman.
Tindakannya soal tegas menolak suap pernah terungkap saat menjadi wasit dalam pertandingan Sea Games 1981 dan ditawari 10.000 dollar untuk memenangkan Malaysia.
"Kosasih menolak mentah-mentah, hal ini kemudian dicatat dalam koran The Straits Times," pungkasnya.
(yum/bbn)