Persib Lahir 18 Maret 1934, Bukan 14 Maret 1933?

Kontroversi HUT Persib

Persib Lahir 18 Maret 1934, Bukan 14 Maret 1933?

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 14 Mar 2022 11:48 WIB
Logo Klub Liga 1 mulai dari Arema, Bali United, Borneo FC, Bhayangkara, Madura United, Mitra Kukar, Persebaya, Persela, Perseru, Persib, Persija, Persipura, PS Tira, PSIS, PSM, PSMS, dan Sriwijaya FC
Foto: Infografis Detiksport
Bandung -

Tepat hari ini, Senin 14/3/2022) Persib Bandung berulang tahun ke-89. Jelas usia yang tak lagi muda. Bahkan, Persib termasuk dalam jajaran klub paling tua di Indonesia.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, HUT Persib selalu diperingati dengan beragam kegiatan. Untuk tahun ini, salah satu kegiatan peringatan HUT Persib digelar di Lapangan Soccer Republic bertema 'Lapangan Untuk Berbagi'.

Menilik soal HUT Persib, ada kontroversi yang cukup menyita perhatian. Atep Kurnia, seorang penulis sekaligus peneliti sejarah, mengungkap hal baru. Dia menemukan informasi ternyata Persib lahir pada 1934, bukan 14 Maret 1933 seperti yang selama ini digaungkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menguak data dan fakta soal HUT Persib ini, detikJabar berkesempatan berbincang dengan Atep Kurnia di kediamannya di kawasan Cikancung, Kabupaten Bandung. Dia menjabarkan banyak hal. Yuk, simak ulasannya!

Tak Punya Dasar Kuat

ADVERTISEMENT

Menurut Atep, sebelum menjadi klub besar seperti sekarang, Persib melalui perjalanan yang panjang dan berliku. Ketika Persib Bandung lahir, tim ini diketuai Anwar Sutan Pamuntjak.

Dari catatan sejarah, 13 Maret 1933 yang diyakini hari lahir Persib ternyata tidak memiliki dasar kuat. Tak ada bukti yang menyertainya.

"Sepanjang yang saya telusuri, dalam pustaka lama sebenarnya 14 Maret tahun 1933 belum ada dasar, belum ada bukti tertulis. Karena kemunculan 14 Maret 1933 itu baru belakangan, sekitar tahun 1950 disebutkan oleh Ketua Persib waktu itu. Tahun 1950 itu sudah tidak Anwar Sutan Pamoentjak yang merupakan ketua pertama," kata Atep dijumpai detikJabar dikediamannya yang berada di Kecamatan Cikancung.

Menurutnya, jauh sebelum Persib lahir, ada dua bond alias klub sepak bola pribumi, yakni Bandoengsche Indonesische Voetball Bond (BIVB) dan National Voetball Bond (NVB). Kedua klub ini disebut-sebut lahir pada 1923.

Atep Kurnia.Atep Kurnia. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)

Upaya fusi alias penyatuan dua klub ini kemudian muncul. Namun, butuh waktu cukup lama hingga akhirnya bisa bersatu.

"Dari dulu, beberapa kali ada upaya untuk melakukan fusi atau penyatuan antara dua bond orang-orang pribumi di Bandung. Paling dekat itu tahun 1932, pada tahun itu ada upaya untuk menyatukan kedua perserikatan sepak bola pribumi itu," ungkapnya.

Fusi itu berhasil dilakukan, tapi tak tidak bertahan lama. Hanya bertahan sekitar empat bulan pada 1932.

"Mulanya berhasil, jadi Persatuan Sepakraga Kebangsaan Bandung (PSKB) tapi fusi ini tidak lama, sekitar empat bulan, karena pada awal September sudah bubar lagi kedua perserikatan tersebut. Tadinya melebur, bersatu, kemudian pecah lagi," tuturnya.

PSKB kemudian pecah menjadi PSIB atau Perkumpulan Sepakraga Indonesia Bandung dan satu lagi kembali menjadi NVB. Saat itu, Ketua PSKB yang bernama Sujono dan jajaran pengurus lainnya menginginkan PSKB bekerja sama dengan bond lain.

Sebab, pada masanya, di Bandung memiliki banyak bond. Selain bond pribumi, ada bond Belanda yang cukup beken saat itu, namanya Bandoengsche Voetball Bond atau BVB. Ada juga BKPO dan bond dari orang-orang Tionghoa bernama CVTH.

"PSKB pecah lagi jadi PSIB dan NVB baru, kemudian berkembang lagi isu, ada kesebelasan UNI di Bandung yang dikelola oleh orang-orang Belanda memecahkan diri atau dipecat dari induknya, yaitu BVB, karena merasa di klub UNI ini punya kekuatan, punya stadion yang modern di Karapitan. UNI ini keluar mengajak bond pribumi membentuk sebuah bond Belanda baru, ya. Dengan ada ajakan itu, terutama kepada NVB diajak masuk," jelasnya.

Selain itu, faktor lain pemicu PSIB dan NVB melakukan fusi karena adanya Sport Park Tegallega. Tapi sampai September 1933, PSIB dan NVB belum bersatu. Baru pada Desember 1993 ada rencana melakukan fusi.

"Waktu itu sudah dilakukan rapat di HIS Karangkaputran, posisinya ada di Jalan Kepatihan. Di situ susunan kepengurusan sudah ada (pada) Desember 1933 dan yang terpilih menjadi ketuanya Anwar Sutan Pamoentjak. Tetapi nama fusinya, belum ada, belum jadi Persib," tuturnya.

Atep Kurnia memperlihatkan dokumentasi hari lahir Persib.Atep Kurnia memperlihatkan dokumentasi hari lahir Persib. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)

Persib Lahir 18 Maret 1934

Mengacu pada sejarah di atas yang diulas Atep Kurnia, 14 Maret 1933 bukan hari lahir Persib. Apalagi, tidak ada bukti yang menegaskan pada tanggal itu Persib dilahirkan.

Dia lalu mengungkap perjalanan Persib pada 1934. Bahkan, pada tahun ini ada dokumentasi yang menegaskan tahun lahir Persib.

"Nah, barulah kemudian pada tanggal 18 Maret 1934, mereka (PSIB dan NVB) melakukan rapat lagi, sama, tempatnya di HIS. Pada saat itu ada dua kali rapat," ungkap Atep.

Hasil dari rapat ini adalah menghasilkan pembentukan kepengurusan dari dua bond. Ketuanya dari PSIB dan Wakil Ketuanya dari NV (Husin Kartasasmita). Husin sendiri adalah salah seorang yang terus mengampanyekan fusi kedua bond sejak Desember 1933.

Pengurus lain juga dibentuk, mulai dari sekretaris (dua orang), bendahara, dan sektretaris. Ada unsur atau perwakilan dari kedua bond dalam kepengurusan ini.

Selain kepengurusan, ada hal lain yang tak kalah penting dari fusi ini. Nama Persib Bandung diyakini lahir pada momentum ini.

"Setelah rapat kepengurusan, ada nama baru hasil fusi (PSIB dan NVB), di situlah lahir namanya Persib," tambahnya.

Menurut Atep, pada rapat 18 Maret 1934 tersebut, tidak diliputi oleh media massa. Sehingga, tidak ada dokumentasinya. Kenapa?

"Masalahnya, waktu itu rapat tanggal 18 Maret 1934, hari minggu, sementara koran pribumi libur, peristiwa tersebut baru diberitakan besoknya Maret 1934 oleh Koran Sipatahoenan," terangnya.

Atep menemukan bukti itu pada dua laporan yang dimuat Koran Sipatahoenan edisi 19 Maret 1934. Di sana, ada satu judul laporan berjudul 'Persib: Almarhoem PSIB Djeung NVB'. Maksud dari judul ini adalah peleburan antara kedua bond dan berubah nama jadi Persib. Selain itu, ada satu judul laporan lagi, yaitu 'Persib: PSIB+NVB'.

Berdasarkan hal itu, Atep meyakini jika hari lahir Persib 14 Maret 1933 keliru. Dia lebih meyakini Persib lahir pada 18 Maret 1934 berdasarkan catatan dan dokumentasi yang ada.

"Saya yakin, lahir Persib itu tanggal 18 Maret (1934), bukan 14 Maret 1933. Karena tadi, sampai sekarang saya dan penulis lainnya tidak (menemukan) ada bukti yang kuat kalau yang 1933 (Persib lahir)," tutur Atep.




(wip/ors)


Hide Ads