Sebanyak 67 penyandang gangguan jiwa di Panti Aura Welas Asih (AWA), Kampung Cipatuguran, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, antusias mengikuti pemungutan suara dalam Pilkada Kabupaten Sukabumi dan Pilgub Jabar, Rabu (27/11/2024).
Mereka tidak mendapatkan perlakuan khusus, melainkan mencoblos di TPS umum yang tersebar di sekitar kawasan panti. Salah satunya TPS 14 Desa Jayanti.
Japra, seorang penghuni panti yang baru tiga bulan tinggal di sana, mengaku senang bisa terlibat dalam proses demokrasi ini. Meski tidak tahu siapa saja calon yang berkontestasi, ia merasa ini seperti hari liburan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mau nyoblos, tapi enggak tahu yang mana. Yang penting bisa ikut nyoblos," ujarnya sambil terkekeh.
Ketika ditanya harapannya untuk kepala daerah yang terpilih, Japra menjawab santai. "Semoga panjang umur," celetuknya.
Ketua Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Panti AWA, Leni Nurmayunita, menjelaskan bahwa dari 67 penghuni panti yang terdaftar sebagai pemilih, 35 orang mencoblos langsung di TPS, sementara sisanya menunggu petugas mendatangi panti karena kondisi mereka yang tidak memungkinkan untuk datang ke TPS.
"Mereka yang ikut ke TPS kondisinya sudah stabil, sedangkan yang kambuh akan mencoblos di panti dengan bantuan petugas KPPS. Kami berupaya agar semua penghuni yang memiliki hak pilih tetap dapat menyalurkan suaranya," terang Leni.
Panti AWA dikatakan Leni, rutin mengikutsertakan penghuninya dalam berbagai ajang demokrasi, termasuk Pilpres dan Pileg, sebagai bentuk penghormatan atas hak pilih mereka.
"Kehadiran para penghuni panti di TPS hari ini menjadi bukti nyata semangat demokrasi yang inklusif di Kabupaten Sukabumi," tuturnya.
Sementara itu, Sunardi Ketua KPPS 14 Desa Jayanti, memastikan bahwa proses pemungutan suara untuk penghuni panti berjalan lancar. Penghuni yang datang ke TPS didampingi petugas panti dan diawasi oleh Panwaslu.
Baca juga: Rencana Ahmad Syaikhu Usai Nyoblos di Bekasi |
"Prosesnya sama seperti pemilih lainnya. Pendampingan dilakukan untuk memastikan mereka memahami tata cara pencoblosan, dan kerahasiaan suara tetap dijaga," ujar Sunardi.
Untuk penghuni yang tidak bisa ke TPS, Sunardi menambahkan, petugas KPPS akan mendatangi panti dengan membawa surat suara. "Kami pastikan mereka tetap bisa mencoblos sesuai prosedur, dengan menjaga kerahasiaan pilihan mereka," pungkasnya.
(sya/sud)