Roro Ajeng Sri Rezeki (20), mahasiswi jurusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran Bandung berbagi pengalaman pertamanya menggunakan hak pilih di Pilwalkot Sukabumi 2024. Meski baru pertama kali mencoblos, ia mengaku tidak mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan.
Dari jauh-jauh hari, Ajeng mengaku sudah melakukan riset kepada ketiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi. Ia mempelajari rekam jejak dan kinerja para calon wali kota melalui berbagai sumber informasi. Dua di antaranya adalah mantan wali kota yang sudah dikenal, sehingga mempermudahnya dalam membuat perbandingan.
"Baru pertama kali nyoblos. Saya udah cari tahu sebelumnya siapa yang cocok. Lihat kinerja mereka gimana, jadi nggak merasa kesusahan sama sekali," kata Ajeng kepada detikJabar, Kamis (27/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ajeng menambahkan era digital saat ini memudahkan pemilih untuk mengakses informasi. Ia memanfaatkan internet untuk mengetahui visi, misi, dan program kerja para calon. Baginya, keputusan yang tepat bisa diambil dengan mempertimbangkan data dan fakta yang tersedia.
Sebagai seorang mahasiswa, Ajeng mengaku lebih condong kepada calon yang memiliki perhatian khusus pada sektor pendidikan. Ia percaya pemimpin yang peduli pada pendidikan akan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Selain pendidikan, Roro berharap pemimpin Sukabumi ke depannya dapat menangani isu-isu mendesak lainnya, seperti penanggulangan banjir. Dia menginginkan kota ini lebih siap menghadapi bencana dan memiliki infrastruktur yang ramah lingkungan serta ramah pejalan kaki.
"Harapannya sih Sukabumi jadi lebih nyaman. Jangan sampai ada banjir lagi. Terus, bantuan sosial juga perlu lebih merata dan terjangkau untuk masyarakat yang membutuhkan," tambahnya.
Sebagai bagian dari generasi milenial, Ajeng berharap pemimpin yang terpilih lebih peka terhadap aspirasi anak muda. Menurutnya, sering kali suara generasi muda tidak diakomodasi dengan baik, padahal mereka adalah pilar penting dalam pembangunan.
"Saya pengen wali kota yang paham soal kebutuhan anak muda. Banyak ide yang bisa diambil dari kami kalau mereka mau mendengarkan. Generasi muda juga ingin berkontribusi untuk kemajuan kota," kata dia.
Sementara itu, Yones (26) salah satu pemilih di TPS 5 Kelurahan Nyomplong, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi juga menunjukkan antusiasmenya memilih calon kepala daerah meskipun daerahnya belum dikunjungi ketiga paslon.
"Baru dua tahun tinggal di Kota Sukabumi. Sosialisasi dari KPU baik. Kalau sepengetahuan saya belum ada dari tiga paslon yang datang berkunjung tapi saya tetap datang ke TPS untuk menggunakan hak pilih," kata Yones.
(orb/orb)