Debat publik terakhir Pilwalkot Bandung 2024 selesai digelar di The Trans Luxury Hotel Bandung, Selasa (19/11). Namun, debat dianggap tidak memunculkan solusi konkret atas permasalahan yang ada di Kota Bandung.
Hal tersebut diutarakan pengamat politik Universitas Langlangbuana Bandung, Rafih Sri Wulandari. Rafih mengatakan secara keseluruhan debat berlangsung aman di mana para paslon dapat menjawab berbagai pertanyaan yang ditujukan.
"Para paslon menunjukkan bahwa mereka memahami situasi lokal dengan baik. Setiap pertanyaan yang diajukan mampu dijawab dengan argumentasi yang cukup berbobot, menggambarkan pengalaman mereka di bidang hukum dan pemerintahan," kata Rafih saat dihubungi detikJabar, Rabu (20/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski performa empat paslon dalam debat dinilai memuaskan, namun Rafih menganggap belum ada solusi konkret yang diutarakan keempat paslon untuk menyelesaikan masalah di Kota Bandung. Menurutnya, keempat paslon lebih banyak mengutarakan gagasan yang sebatas wacana.
"Misalnya terkait penyelesaian sampah, paslon menyebutkan program seperti pemilahan sampah di tingkat RW. Tapi bagaimana teknis pelaksanaannya, pentahelix dengan masyarakat seperti apa, itu belum ada jawaban yang jelas," katanya.
Rafih menegaskan debat publik seharusnya jadi ajang para paslon untuk memperlihatkan tidak hanya visi-misi, tetapi juga rencana aksi yang jelas. Ia berharap paslon terpilih nantinya benar-benar mampu merealisasikan solusi yang konkret atas masalah utama di Kota Bandung.
"Kita lihat saja nanti saat mereka terpilih, apakah janji-janji mereka bisa diwujudkan. Sampai saat ini, semua masih sebatas konsep," tutup Rafih.
(sud/sud)