Survei Indikator di Pilgub Jabar: Dedi Mulyadi Masih Cukup Kuat

Jawa Barat

Kenali Kandidat

Survei Indikator di Pilgub Jabar: Dedi Mulyadi Masih Cukup Kuat

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Kamis, 12 Sep 2024 19:15 WIB
Tangkapan layar video zoom
Burhanuddin Muhtadi, Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia (Foto: Tangkapan layar video zoom).
Bandung -

Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis prediksi suara pada empat bakal pasangan calon (bapaslon) Pilgub Jabar 2024. Pasca pencalonan Ridwan Kamil di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, suara pendukung Ridwan Kamil diprediksi mengarah ke pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.

Di mata pengamat, Dedi Mulyadi cukup kuat di Pilgub Jabar 2024. Hal itu nampak dalam survei yang Indikator lakukan pada pada 2-8 September 2024 lalu. Survei disebarkan pada 1.200 orang pemegang hak pilih, dilakukan dengan multistage random sampling.

"Setelah RK (Ridwan Kamil) dipastikan tidak ikut pertarungan, maka bagaimana migrasi suara mereka? Warga Jabar sudah tahu kalau junjungannya nggak maju di Jabar. Tinggal 2,4% suaranya (survei RK), yang spontan Dedi Mulyadi dapet limpahan suaranya. Syaikhu masih landai dengan 2,2% tapi sekali lagi ini masih simulasi," kata Burhanuddin Muhtadi, Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia dalam rilis survei virtual, Kamis (12/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama Dedi Mulyadi muncul dalam top of mind di warga Jabar. Namanya disebut langsung oleh 40,7 persen partisipan. Masuk dalam simulasi delapan dan empat nama calon Gubernur pun, nama Dedi Mulyadi masih unggul.

"Dalam simulasi ini kami tidak beri pilihan jawaban. Responden bisa jawab saja kalau punya nama tertentu, siapapun bisa ditulis. Makanya masih muncul juga nama Anies Baswedan dan Ono Surono meski nggak muncul di surat suara. Paling banyak Dedi dapat 40,7 suara," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Dalam simulasi delapan nama, Dedi Mulyadi 74% paling banyak dipilih. Dalam simulasi empat nama Calon Gubernur, Dedi Mulyadi masih mendominasi dengan 77,3%. Ahmad Syaikhu 10.8%, Acep Adang Ruhiat 2,2%, Jeje Wiradinata 2,1%, lalu tidak tahu atau rahasia 7,7%," sambung Burhan.

Dalam sampel tersebut juga diketahui masih ada sekitar 16.9% dari 1.200 responden yang baru akan menentukan pilihan calon Gubernur Jawa Barat saat pencoblosan nanti. Sebanyak 24.2% memilih saat hari tenang dan 27.7% menentukan pilihan dalam kampanye resmi.

Artinya, hanya 30% yang sudah punya pilihan kuat sementara 68,8% masih bersifat swing voters atau last minutes voters. Suara-suara inilah yang bakal diperebutkan mereka yang hasil surveynya belum sanggup menyusul Dedi Mulyadi.

Burhan menilai, yang membuat survei mantan Bupati Purwakarta dua periode dan Anggota DPR RI 2019-2023 itu tak terkalahkan, sebab mampu memanfaatkan segala platform media sosial. Demul, begitu biasa dikenal, dinilai mampu membangun komunikasi dengan masyarakat sejak lama.

"Alasan memilih itu kami tanyakan, paling dominan di Jabar itu faktor popularitas. Jadi kekuatannya di sini mungkin karena dia rajin muter, atau karena lawannya belum panaskan mesin. Dia kan pernah maju meski jadi Calon Wakil Gubernur, tapi sudah punya jejak elektoral yang panjang," ucap Burhan.

"Suara Dedi juga terbanyak dari wilayah Purwakarta, Pantura, karena kepopulerannya. Nah Syaikhu juga sama. Basis pemilihnya mayoritas dari relawan PKS atau dari Bekasi karena pernah jadi Wakil Wali Kota Bekasi. Kalau dari sisi kepartaian (PDIP dan PKB) ada yang milih Jeje atau Pak Acep," tambahnya.

Selain itu, Dedi juga dinilai punya citra perhatian pada rakyat. Hal ini membuat survei Dedi-Erwan unggul 77.81%, Syaikhu-Habibie 10.98%, sementara Acep-Gita dan Jeje-Ronal imbang 2.24. Hanya saja, suara Acep lebih tinggi sedikit.

Meski begitu, Burhan menyebut Dedi Mulyadi jangan dulu besar kepala. Sebab, dalam waktu beberapa bulan ke depan semua bisa berubah. Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie bisa saja diprediksi tiba-tiba mendulang suara naik tajam.

Meski begitu, Burhan menilai terdapat perbedaan dalam Pilgub 2018 dan 2024. Jawa Barat menjadi wilayah yang dalam tiga kali Pemilu memenangkan Prabowo Subianto. Periode sebelumnya, Prabowo mendukung Sudrajat-Syaikhu, sementara tahun ini mendukung Dedi Mulyadi.

"Ini karena kesesuaian basis Prabowo dan calon yang diusungnya. Lalu kemarin sempat muncul nama Anies dilontarkan oleh PKS. Tapi PKS malah koalisi dengan KIM Plus. Kalau pendukung Anies masih ngambek, mereka bisa enggan pilih Syaikhu-Ilham," ucap Burhan.

Burhan pun beberapa kali menyinggung pasangan Acep-Gita dan Jeje-Ronal yang nampaknya harus kerja keras. Partai pengusung masing-masing yakni PDIP dan PKB, dinilai belum benar-benar memperkenalkan calon Gubernur dan Wakil Gubernurnya.

"Gus Imin ini harus kerja keras kenalkan pasangan yang diusung di Jabar. Lalu untuk pasangan Jeje-Ronal juga jangan sekedar didaftarkan, apalagi lewat zoom. Jadi biar elektabilitas tidak serendah ini. Tapi ini fenomena sementara, kita nggak boleh mendahului takdir Tuhan," tuturnya.

Yang jelas, Burhan mengatakan bahwa keempat pasangan calon ini nantinya bisa mendulang suara, bergantung dengan seberapa kuat usaha kampanye para calon dan pendukungnya. Sebab, masyarakat Jabar tak bakal memilih calon yang mereka tidak kenal.

Sementara itu Peneliti Utama Indikator, Rizka Halida mengatakan ada beberapa alat sosialisasi yang bisa digunakan dalam kampanye singkat ini. Baliho menjadi media yang dinilai paling membantu. Peringkat kedua yakni iklan dan pemberitaan di Televisi, YouTube, hingga TikTok.

"Lalu untuk meningkatkan kedisukaan ada kunjungan relawan atau simpatisan, tapi yang paling banyak yakni dialog tatap muka. Di sini Dedi Mulyadi masih unggul karena 4.8% mengaku pernah melihatnya di pertemuan umum tatap muka, meski mayoritas belum melihat calon yang lain," kata Rizka.

"Sosialisasi di TV juga Dedi Mulyadi paling unggul 53,1%. Disusul dengan Ronal Surapradja 7.7%. Dedi Mulyadi masih tinggi dalam tingkat sering ditemui di media online, WA grup, media sosial, hingga podcast," imbuhnya.

Di lain sisi, Sekretaris DPD Golkar Jabar, MQ Iswara mengucapkan syukur atas survei Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan yang masih unggul. Iswara mengatakan tim pemenangan 'Dermawan' tak bakal lengah, mengingat segala hal masih bisa terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

"Kita bersyukur dalam survei hari ini yang kita terima, hasilnya pasangan Demul-Erwan itu leading dari 3 kandidat Pilgub lainnya, dengan angka yang variatif ya. Nah tapi tentunya kami tidak akan lengah karena Pemilu bukan hari ini. Jadi kita akan bicarakan dengan teman-teman partai koalisi untuk susun langkah-langkah menaikkan elektabilitas," ucapnya.




(aau/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Hide Ads